Penggunaan sistem Wals(mengiring dan menggilas tidak memberikan peluang buronan untuk lolos) dalam operasi Trisula memberikan hasil yang gemilang. Semua tokoh-tokohnya dapat diringkus, hidup atau mati.
Dalam pada itu, penyebaran pamflet-pamflet(dengan 3 M: Membantu pemerintah/ABRI, Menyerah dengan senjatanya, Mati bagi yang membangkang) lewat udara dengan menggunakan pesawat terbang juga dilakukan sebagai upaya menyadarkan penduduk yang masih membantu PKI. Â Upaya itu berhasil.Â
Banyak penduduk yang kembali ke desa dan menyerah. Gelombang penyerahan mengalir setiap hari. Mereka diberlakukan dengan baik. Untuk membedakan antara penduduk yang menyerah dengan gerombolan PKI dengan cara mencukur rambut hingga gundul.
Dari beberapa pendapat serta pengamatan dilapangan. Apa yang terjadi di Blitar Selatan, Tulungagung dan sekitarnya akibat kesalahan pemerintah. Selama itu Blitar tidak masuk radar pembangunan. Wilayahnya dibiarkan sendirian. Tak tersentuh Infrastruktur secara baik. Pemimpinnya kurang cakap dan rakyat berkali-kali dibuat kecewa.Â
Melihat kondisi begitu, tidaklah heran paham komunis mudah diterima rakyat karena iming-iming pemerataan stratifikasi sosial dan kepemilikan finansial kaum buruh dan tani (proletar) dengan kaum pengusaha (borjuis) lewat pendekatan ekonomi kesejahteraan dan perjuangan rakyat kecil, sehingga tercipta sebuah persamaan dan kesetaraan hak dan kewajiban.[]
Referensi:
*Buku 'Operasi Trisula Kodam VIII Brawidjaja'. Edisi pertama 1969. 312 hal. Diterbitkan oleh Yayasan Taman Tjandrawilwatikta * Dicetak di PD.Grafika Karya Surabaya
* Semua Tentang Komunisme dan Kaitannya dengan Ateisme - Situs Hidden Screet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H