"Sing nduwe gawe juragan. Iki mantu pertama baginya. Anak e wedok dadi manten"( yang punya hajat juragan. Ini mantu pertama baginya. Anaknya perempuan jadi pengantin)
Apapun motifnya, menurut saya tidak elok memberi uang dengan cara begitu. Kan bisa dikasih amplop. Tapi namanya sifat manusia, lagak itu beragam. Mungkin ini cara dia mengungkapkan rasa gembira dan syukurnya atau pamer kalau dia orang kaya yang murah hati. Sekali lagi, hanya dugaan.
Memang ada, disetiap Kumbokarnan pihak tuan rumah memberi bingkisan bagi yang jadi panitia. Seperti kain dengan motif seragam disertai uang jahitan(biasanya bagi ibu-ibu). Buat nom-noman(kawula muda) dikasih baju batik, jadi tinggal pakai.
Kadang saya berandai-andai, bila nanti Elon Musk mantu, apakah dia ngasih mobil Tesla buat para panitianya? Atau pembaca pernah dengar ada yang dapat transferan 100 juta? HP terbaru, mungkin?
Pengamatan dilapangan, beberapa panitia kadang tidak mengerti tugasnya. Yang paling saya soroti bagian among tamu. Didalam aturan pawiwahan, among tamu dibagi tiga posisi: dekat panggung manten, tengah, dan dipintu gerbang. Berdiri berjejer menyambut kedatangan para undangan. Menyalami dan mempersilahkan masuk. Tapi apakah hanya itu saja. Kalau memahami arti among tamu harusnya dia wajib ngemong(menemani, menunjukkan, memandu) tamu.
Seorang among tamu wajib mencarikan tempat duduk yang masih kosong buat tamu jika telat datang. Among tamu juga harus meminta sinoman atau pramusaji untuk menyajikan hidangan. Misal, si tamu datang pas hidangan sup matahari keluar, nah, dua hidangan pembuka harus ikut dihidangkan: segelas teh panas dan snak.
Sajian makanan dalam resepsi di Soloraya umumnya lima macam, contoh: segelas teh panas, snak, sup, nasi racikan dan es puter. Perlu dicatat, resepsi di Soloraya, sejak saya belum tetak(sunat) kebanyakan sudah model piring terbang. Istilah ini muncul dikalangan sinoman setelah merebaknya bisnis katering. Dulu sebutannya, diladekke(dari kata laden-melayani) Yaitu, tamu duduk rapi, hidangan akan mendatangi ketika tiba waktunya. Jarang banget prasmanan.
Bila acara diadakan dirumah, butuh banyak lagi orang untuk ditempatkan dalam Kumbokarnan. Siapa yang diserahi mengurus kajang/tarub, kursi meja, lampu penerangan, tempat parkir, sewa diesel, sound system, keamanan, tempat buat ijab/paningset, dekorasi. Kalau ada hiburan musik organ tunggal, juga perlu diperhatikan. Yang diserahi tugas harus betul-betul mengetahui rekam jejaknya. Cari yang benar piawai, baik pemain atau biduannya. Pastikan mereka ahli. Jangan ketika datang suara penyanyinya sember(ini pernah terjadi). Dan, lagu harus sesuai kondisi karena momentumnya hari bahagia. Jangan lagu selingkuh, bojo loro dan sejenisnya.
Nah, entah karena pertimbangan apa, saya melihat beberapa orang menggunakan WO(wedding organizer) untuk menyukseskan hajatannya.
Personilnya dominan muda-muda, sigap, tahu tugas. Tamu akan dibimbing, ditunjukkan dimana tempat kosong sampai benar-benar pantatnya menempel di kursi. Dibagian depan, sumbangan dicatat sebagai bukti, dijaga hingga selesai.
Saya pernah menerima curhatan seorang mbak yang jadi bagian WO.