Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menculik Sang Panglima

23 Februari 2022   21:51 Diperbarui: 23 Februari 2022   22:03 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iki motor opo? Bentuk e lucu men"

"Ini motor matic, panglima". Pak Dirman memenuhi saranku. Segera kupacu motor berlogo sayap sebelah.

"Penak tenan motor iki. Empuk linggihanne". Semilir angin menerpa sekujur badan. Jubahnya berkelepak mirip kuping gajah. Melewati jalan desa bersama bayang-bayang. Meliuki aspal menyantap pemandangan.

"Bedo banget karo jamanku". Tubuh panglima ringan hingga aku merasa jok belakang tanpa penumpang. Sampai pada sebuah tempat, matic aku pelankan kemudian berhenti pada sebuah pintu besi.

Kami turun.

"Lho mas, teng mriki meleh? Nopo wonten ingkang kesupen?", Kata bu Sainem, seorang penjual makanan yang tadi telah saya datangi.

"Mboten, bu. Niki ajeng mbaleni. Tesih kepingin kanginan"

"Oalah...yo monggo"

"Merdeka!" pekikku dalam hati. Tepat diatas jam 12 lebih beberapa menit aku bersama pria kurus itu berdiri dihamparan tanah lapang di Monumen Jendral Soedirman. Aku menuntunnya pelan. Tapi ia inginnya bergegas.

Bu Sainem, penjual makanan dan minuman disisi timur monumen menatap beberapa kejap tingkah polahku. Ada rasa keheranan dengan caraku melangkah. Kami terus menjauhi lapaknya, sepatuku mengendusi rumput lapangan. Cabikan panas matahari tidak mampu menggagalkan langkah kami mengitari area monumen. Rumput yang tertanam berupaya agar tetap hidup, walau banyak bagiannya menuju sakaratul maut, mati kering merangas. Padu padan coklat kuning tanda kematian bersembulan diantara sedikit hijau tua muda berserakan.

Monumen Jendral Soedirman (Dokumen Pribadi)
Monumen Jendral Soedirman (Dokumen Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun