Begitu kita membutuhkan informasi tentang benda bersejarah-yang awalnya milik kita-harus dipaksa menempuh jarak ribuan kilometer serta biaya tinggi menyatroni negara benua Eropa atau Amerika. Hanya gigitan jari yang bisa kita lakukan.
Bila pihak sekolah rutin mengagendakan kunjungan ke museum sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran, saya rasa hal itu akan mengubah stigma tentang benda-benda didalamnya. Memang tidak bisa "Bim salabim...prok..oprok... oprok..." langsung mengubah mindset anak didik kita. Tapi paling nggak kenalkan dulu tentang apa museum itu dan manfaatnya bagi pendidikan mereka. Memang harus pelan-pelan.
Didirikan oleh para walisongo pada masa pemerintahan Raden Patah di Demak Bintoro. Miniatur ada dua, satu tersimpan di Radya Pustaka sedang satunya lagi di museum karaton Surakarta), miniatur areal pemakaman raja-raja kraton Surakarta dan kraton Ngayogjokarto di Imogiri-Bantul (dibuat  dari kayu jati oleh Raden Tumenggung Ngreksadiningrat-abdi dalem bupati Kalang-diberikan ke museum pada 1921).
Dikoridor pintu keluar museum jejeran arca, yoni, nisan kuburan kuno menjadi pagar bisu sebelum kalian mengakhiri Tour de Radya Pustaka.
(Selesai)
~ Jam kunjungan museum Radya Pustaka sebagai berikut:
Selasa s/d Kamis jam 09.00 wib s/d 15.00 wib
Jum'at jam 08.30 wib s/d 11.00 wib
Sabtu jam 09.00 wib s/d 15.00 wib
Minggu jam 09.00 wib s/d 13.00 wib