Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Museum Radya Pustaka, Berkerudung Sunyi di Tengah Hiruk Pikuk Kota

1 Agustus 2018   19:53 Diperbarui: 2 Agustus 2018   14:07 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitu kita membutuhkan informasi tentang benda bersejarah-yang awalnya milik kita-harus dipaksa menempuh jarak ribuan kilometer serta biaya tinggi menyatroni negara benua Eropa atau Amerika. Hanya gigitan jari yang bisa kita lakukan.

Bila pihak sekolah rutin mengagendakan kunjungan ke museum sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran, saya rasa hal itu akan mengubah stigma tentang benda-benda didalamnya. Memang tidak bisa "Bim salabim...prok..oprok... oprok..." langsung mengubah mindset anak didik kita. Tapi paling nggak kenalkan dulu tentang apa museum itu dan manfaatnya bagi pendidikan mereka. Memang harus pelan-pelan.

(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
4. Ruang UTAMA DUA (2): disebuah kotak kaca dengan kerangka kayu, beberapa jenis uang kuno baik koin atau kertas terhampar. Bisa kita lihat secara seksama tahun pembuatan, desain uniknya, warna (beberapa diantaranya memang pudar dan kusam), Miniatur masjid Agung Demak (masjid ini didirikan pada 1479 Masehi berdasarkan sengkalan memet gambar bulus/kura-kura didalam pengimaman.

Didirikan oleh para walisongo pada masa pemerintahan Raden Patah di Demak Bintoro. Miniatur ada dua, satu tersimpan di Radya Pustaka sedang satunya lagi di museum karaton Surakarta), miniatur areal pemakaman raja-raja kraton Surakarta dan kraton Ngayogjokarto di Imogiri-Bantul (dibuat  dari kayu jati oleh Raden Tumenggung Ngreksadiningrat-abdi dalem bupati Kalang-diberikan ke museum pada 1921).

Dikoridor pintu keluar museum jejeran arca, yoni, nisan kuburan kuno menjadi pagar bisu sebelum kalian mengakhiri Tour de Radya Pustaka.

(Selesai)

(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
#catatan kaki:

~ Jam kunjungan museum Radya Pustaka sebagai berikut:

Selasa s/d Kamis jam 09.00 wib s/d 15.00 wib

Jum'at jam 08.30 wib s/d 11.00 wib

Sabtu jam 09.00 wib s/d 15.00 wib

Minggu jam 09.00 wib s/d 13.00 wib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun