Dari halaman parkir motor (bayar 2000 rupiah) segera saya menuju koridor dengan posisi menanjak. Disana sudah ada petugas yang akan menyodorkan buku tamu. Isi saja namamu, alamat, jumlah rombongan, tujuan ke museum (bisa ditulis sebagai wisatawan atau peneliti atau jurnalisme warga atau apalah...), kasih parafmu biar manis.
Usai itu langkahkan kakimu ke ruang pamer 1. Dari sinilah petualanganmu memasuki rimba belantara prasejarah dimulai. Dalam ruangan ber AC dengan dibantu penerangan yang pas banget, saya seperti diajak berkelana di masa manusia belum pakai baju/nudis.Â
Hari itu saya beruntung karena pengunjung tidak terlalu ramai. Jadi bisa menikmati dan mengambil foto secara leluasa. Dulu pernah ketika mengantar ponakan bertepatan dengan libur panjang, wah...kojur, umpek-umpekan persis pasar tumpah. Dari pintu loket antrinya mengular.
Beberapa artefak dipajang vertikal diruang kaca. Sebuah fosil gading gajah purba di balut diorama menjadi perhatian saya. Membayangkan masa itu apakah tidak jauh beda dengan film Jurrasic Park besutan Steven spielberg? Ah, hancurkan persamaan itu! Ini manusia purba rasa jawa! Bukan bule!? Imajinasimu terlalu nakal.
Berpindah ke ruang sebelah via koridor pendek, terlihat fosil kuda nil purba mengisi sekian meter diorama. Gambar-gambar pendukung tema menempati dinding dengan penjelasannya. Sebuah layar LCD menayangkan beberapa orang yang berhubungan dengan dunia arkeolog menjelaskan pentingnya disiplin ilmu tersebut.
Selanjutnya kita menuju Ruang Pamer Dua, letaknya di dibawah. Karena kita akan dibawa menuruni anak tangga. Ruangan ini lebih luas. Beberapa artefak berukuran kecil ditempatkan dikotak kaca beserta inisial.Â
Perjalanan manusia di alampada dipaparkan dengan runut lewat gambar serta tulisan. Kalian juga bisa menatap layar penjelas bagaimana tata surya terbentuk. Disitu juga dipajang pecahan benda langit (meteor purba?) yang dilindungi kotak kaca.
Beberapa kursi tersedia dibeberapa sudut. Dengan meletakkan pantat dijalinan besi, pikiran saya berkecamuk, posisi nabi Adam dalam kancah peradaban manusia dibagian mana ya? Pertanyaan ini sebenarnya puluhan kali dilontarkan banyak orang, dan mengundang perdebatan panjang. Â
Ruang Pamer Tiga (ruang pamer terakhir), begitu masuk dihadapan kita berdiri diorama tentang sebuah kondisi kehidupan prasejarah menurut versi para peneliti. Ada beberapa testimoni publik figure ditulis dimedia kanvas, diantaranya, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Fauzi Soelaiman (duta besar RI). Â
Sebuah layar LCD menayangkan video proses rekontruksi fosil, dalam hal ini tengkorak manusia purba oleh beberapa seniman patung palaentologis internasional dipimpin Elisabeth Daynes.
Lepas dari ruangan, sebuah taman menghiasi dengan kehadiran beberapa gazebo sebagai pelepas lelah usai mengembara di jaman prasejarah. Pohon beringin bersemayam memberikan tubuhnya untuk disandari.Â
Lihat Trip Selengkapnya