Aku meyakinkan dirinya sambil menunjuk dada sebelah kirinya.
Kami pun bersegera menuju rumah Peter. Aku terkejut ketika melihat ibu dari Peter adalah seekor ibu berang-berang.
"Ibu, aku sungguh menyayangimu"
"Ohh anakku sayang"
Peter dan sang ibu saling berpelukan.  Didalam pelukan Peter dikelilingi dengan cahaya terang, cahaya itu menghilang namun  Peter tidak berubah sama sekali.
Tiba-tiba ada suara yang mengatakan bahwa Peter masih tetap berbohong karena tidak memberitahukan bahwa siapa saja yang menolongnya akan terkena kutukan yang sama.
Setelah suara itu pergi, tubuhku perlahan mengeras dimulai dari kakiku yang berbentuk kaki kuda. Tidak ada lagi yang bisa kuharapkan, Dia membohongiku.
Aku langsung berlari meninggalkan mereka menuju hutan belantara.
Hutan itu gersang, terik dan panas. Para burung gagak bertengger diatas pohon yang kering seperti sedang menyambung  kematianku. Tubuhku semakin kaku, aku bersandar pada sebuah pohon. Hawa panas membakar tubuhku, terbakar dan terus terbakar.
Aaaaaaaaaaaa,,,,
Tiba-tiba tubuhku bergelantung dijarum jam weker. Berputar satu arah tanpa lelah, diriku sudah berpasrah.
"Aku ingin pulang !!!"
Pintaku