Mohon tunggu...
Rolin Taneo
Rolin Taneo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemulung Ilmu

Tertarik pada bidang ilmu filsafat, sosiologi dan teologi (Kristen)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tak Boleh Ada yang Diabaikan

18 Juni 2024   22:24 Diperbarui: 19 Juni 2024   10:02 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau sampai ada upaya pembedaan, hati-hati karena akan kelihatan tidak lagi indah. Bisa pula menimbulkan rasa ketidaknyamanan karena ada yang kurang. 

Paulus menggunakan istilah satu tubuh, banyak anggota untuk memperlihatkan relasi kebergantungan di antara semua anggota persekutuan. 

Yang satu membutuhkan kehadiran yang lain. Begitu pula juga dengan klaim tentang karunia yang ada, tidak bisa itu jadikan sebagai cara untuk menunjukkan dia lebih dominan dari yang lainnya. 

Tidak boleh pula memanfaatkan apa yang ada untuk dijadikan alat puji diri. Melainkan dengan penuh kerendahan hati, masing-masing harus saling melengkapi untuk menjadi saksi tentang pentingnya persekutuan. 

Kita memang sadar bahwa kita diberi talenta yang unik. Talenta itu adalah tupoksi tugas kita. Fokus untuk mengembangkan apa yang sudah kita dapatkan. 

Dengan kesadaran ini maka kita pun bisa katakan jikalau ketergantungan dan keserasian dalam peran kita masing-masing sifatnya itu merupakan kombinasi solidaritas mekanik-organik. 

Kita ada dalam satu rumah (solidaritas mekanik) tetapi serentak punya peran yang unik dan identik (solidaritas organik). 

Dalam refleksi Paulus, ia menggambarkan kolaborasi solidaritas ini dengan frasa :

"Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya", 1 Kor. 12:27. 

Dengan begitu, peran yang ada pada kita itu harus bermuara pada pemuliaan nama Tuhan, bukan pada aspek kepentingan diri. 

Pesan Teks

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun