Mohon tunggu...
Rolin Taneo
Rolin Taneo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemulung Ilmu

Tertarik pada bidang ilmu filsafat, sosiologi dan teologi (Kristen)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tak Boleh Ada yang Diabaikan

18 Juni 2024   22:24 Diperbarui: 19 Juni 2024   10:02 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pengantar

Dalam ilmu sosiologi, ada teori yang mencoba menjelaskan keterhubungan antara individu dan kelompok. Teori itu kerap disebut dengan teori solidaritas. 

Salah satu tokoh pengembang teori ini yakni Emile Durkheim. Durkheim membagi teori solidaritas ke dalam dua model. Solidaritas mekanik dan solidaritas organik. 

Solidaritas mekanik kerap diidentifikasikan sebagai bentuk solidaritas masyarakat pedesaan. 

Pada tipe solidaritas ini, umumnya menggeluti satu profesi. Karena itu, tingkat pembagian kerja masih rendah. 

Berbeda dengan solidaritas mekanik, solidaritas organik dilihat sebagai bentuk solidaritas masyarakat kota. 

Di dalamnya ada kepelbagaian. Karenanya, pembagian kerja sifatnya spesialisasi, menyesuaikan pada kemampuan yang ada pada diri individu. 

Kedua model solidaritas ini kita cermati bukan untuk dijadikan klaim mana yang paling tepat untuk diadopsi melainkan sebagai upaya untuk melihat tingkat ketergantungan kita sebagai anggota dalam persekutuan. 

Pendalaman Teks

Teks 1 Korintus 12:12-31 memang menarik untuk kita perhatikan oleh karena dalam teks ini dibicarakan tentang kehidupan persekutuan yang saling mengisi. 

Metafora yang dipakai yakni satu tubuh, banyak anggota. Semua anggota tubuh itu punya fungsinya. Tidak bisa kita katakan bahwa yang satu lebih utama dan yang lain tidak.

Kalau sampai ada upaya pembedaan, hati-hati karena akan kelihatan tidak lagi indah. Bisa pula menimbulkan rasa ketidaknyamanan karena ada yang kurang. 

Paulus menggunakan istilah satu tubuh, banyak anggota untuk memperlihatkan relasi kebergantungan di antara semua anggota persekutuan. 

Yang satu membutuhkan kehadiran yang lain. Begitu pula juga dengan klaim tentang karunia yang ada, tidak bisa itu jadikan sebagai cara untuk menunjukkan dia lebih dominan dari yang lainnya. 

Tidak boleh pula memanfaatkan apa yang ada untuk dijadikan alat puji diri. Melainkan dengan penuh kerendahan hati, masing-masing harus saling melengkapi untuk menjadi saksi tentang pentingnya persekutuan. 

Kita memang sadar bahwa kita diberi talenta yang unik. Talenta itu adalah tupoksi tugas kita. Fokus untuk mengembangkan apa yang sudah kita dapatkan. 

Dengan kesadaran ini maka kita pun bisa katakan jikalau ketergantungan dan keserasian dalam peran kita masing-masing sifatnya itu merupakan kombinasi solidaritas mekanik-organik. 

Kita ada dalam satu rumah (solidaritas mekanik) tetapi serentak punya peran yang unik dan identik (solidaritas organik). 

Dalam refleksi Paulus, ia menggambarkan kolaborasi solidaritas ini dengan frasa :

"Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya", 1 Kor. 12:27. 

Dengan begitu, peran yang ada pada kita itu harus bermuara pada pemuliaan nama Tuhan, bukan pada aspek kepentingan diri. 

Pesan Teks

Gereja itu adalah persekutuan orang percaya. Ini artinya bahwa dalam gereja kita majemuk. 

Masing-masing tidak bisa mengklaim dirinya sebagai yang paling dominan, superior dan berotoritas. Semua sama dengan setiap potensi atau kemampuan diri yang ada. 

Kita bekerja dengan kapasitas diri yang sudah Tuhan berikan ini untuk memuliakan Tuhan dan melestarikan persekutuan. Itu tugas yang harus kita hidupi. 

Ingat baik-baik, tak boleh ada yang diabaikan. Semua harus diperhatikan. Dengan begitu, kita menggenapi perkataan Paulus. 

"Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita", 1 Korintus 12:26. Imanuel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun