Setelah dipanggil, Nabi Amos kemudian diutus ke Israel atau Kerajaan Utara. Untuk diketahui bahwa setelah Salomo meninggal, Israel terpecah menjadi dua Kerajaan yakni Selatan dan Utara.
Kerajaan Selatan (Yehuda) terdiri atas dua suku yakni suku Yehuda dan Benyamin. Sedangkan Kerajaan Utara (Israel) terdiri atas 10 suku.
Ketika menerima panggilan sebagai nabi, Amos sangat keras melawan ketidakadilan yang ada di wilayah Israel Utara.
Ketidakadilan itu terlihat melalu sikap kepura-puraan mereka di dalam beribadah.
Tentu apa yang disampaikan atau diserukan oleh Amos ini punya dasar. Amos melihat bahwa Israel, yang adalah umat pilihan Tuhan ternyata tidak mampu menjaga citra diri mereka sebagai bangsa pilihan.
Semua yang mereka lakukan itu sepertinya hanya suatu pencitraan. Kelihatan diluar itu baik tetapi dari dasar lubuk hati ternyata itu dilakukan dengan maksud lain atau terpaksa saja.
Ibadah mereka ternyata tidak tulus. Itulah sebabnya Amos mau agar umat Israel harus bertobat dan sungguh-sungguh mencari Tuhan.
Amos bahkan dengan tegas menolak untuk Israel pergi ke Betel, Gilgal & Bersyeba.Â
Ketiga tempat ini adalah tempat sakral dimana bangsa Israel akan pergi ke sana untuk beribadah dan sekaligus mempersembahkan korban untuk penghapusan dosa mereka.
Mereka menganggap bahwa dengan memberi banyak persembahan, mereka bisa menyogok Tuhan untuk mengampuni dosa mereka.Â
Itu artinya bahwa mereka tidak sungguh-sungguh mengakui dosa dan beribadah kepada Tuhan. Bagi Amos, itu percuma saja, tidak ada nilainya.