Roh manusia kembali pada yang memberi nafas, yakni Allah. Sebaliknya, binatang yang mati, ia langsung menjadi debu.Â
Mengapa bisa begitu? Perhatikan narasi penciptaan manusia dan binatang dalam Kejadian 2:7 dan Kejadian 2:19.Â
Material diciptakan manusia dan binatang memang sama yakni tanah. Tetapi ada bedanya.Â
Pada manusia, Allah menghembuskan napasNya (Kej.2:7) sedangkan pada binatang tidak dijelaskan bahwa Allah menghembuskan nafas ke dalam hidup binatang (Kej. 2:19. (Peetz, 2020:179)
Poin ini membantah secara radikal kesimpulan Pengkhotbah tetapi jangan manusia berbangga dulu.Â
Pasca ia mati, benar rohnya kembali kepada Allah tetapi juga ada penghakiman atas hidup manusia.Â
Waktu yang Tuhan beri itu silakan dinikmati. Silakan bebas berekspresi tetapi ingat juga untuk tetap menebar kebaikan dan kasih.Â
Jangan karena hidup sementara, lalu lupa untuk melakukan kehendak Allah. Awas nanti bisa menyesal.Â
Bagi yang setia memahami keterbatas di depan waktu tetapi tetap menabur cinta dan kebaikan, ia akan membenarkan kata Sapardi. Yang fana adalah waktu. Kita ini abadi. Imanuel
Catatan : Naskah ini merupakan pengembangan dari khotbah yang Penulis sampaikan dalam ibadah malam penghiburan kedua (Oepura, 07 Mei 2024) atas mama Oma Selfiana Hanas. Teks Alkitab yang dijadikan rujukan dalam khotbah yakni Pengkhotbah 3:16-22.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H