Mohon tunggu...
Rolin Taneo
Rolin Taneo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemulung Ilmu

Tertarik pada bidang ilmu filsafat, sosiologi dan teologi (Kristen)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Waktu, Hidup Manusia dan Kefanaan

14 Mei 2024   18:34 Diperbarui: 14 Mei 2024   18:42 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama itu akan diingat juga melalui potret wajah. Jika potret itu memudar, bisa jadi nama itu turut digusur waktu. 

Waktu itu abadi. Kitalah yang fana. Karena itu, selagi waktu itu kita dekap, manfaatkan untuk menabur benih kebaikan. 

Hidup kita sementara saja. Kesementaraan ini adalah kesia-siaan. Demikian tema besar Kitab Pengkhotbah. Karenanya, ketika membaca Kitab ini, kita seperti melihat nada sinis atas kehidupan. 

Hidup manusia itu bagaikan menjaring angin. Jangan harap untuk mendapatkan apa yang ingin dicari. Itu hanya melelahkan tubuh. Tenaga dikuras habis untuk bekerja tetapi hasilnya nihil. 

Kematian adalah faktor penentu kesia-siaan itu. Matinya seseorang berarti ia lenyap dari peradaban. Apa yang mau dibanggakan dari kehidupan kalau setelah itu ada kematian? 

Kematian hanya akan menyebabkan manusia merana, hilang harapan. Eksistensinya terkoyak. 

Kematian bisa juga membuat orang terkasih merasa terpuruk-berada di titik nadir. Kematian itu membuat hidup manusia absurd. Demikian kata Albert Camus. 

Yang paling menarik dari uraian Pengkhotbah 3:16-22 yakni status manusia itu sama dengan binatang. 

Ngeri juga kesimpulan ini. Padahal kita sepenuh tahu bahwa manusia itu makhluk paling mulia-istimewa. 

Ternyata, kesimpulan Pengkhotbah perihal kesetaraan manusia dan binatang ada pada kematian. Manusia mati, begitu juga binatang. 

Tetapi mengenai dimana nantinya roh manusia dan binatang pergi, ada perbedaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun