Mohon tunggu...
Rolando Agustian
Rolando Agustian Mohon Tunggu... -

Seorang dokter muda yang hobi beropini dan berakrobat dengan kata dan aksara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[CERPEN] Wisata Demo

31 Desember 2016   11:55 Diperbarui: 31 Desember 2016   12:37 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Apakah perlu kuulangi sekali lagi kalau ini gila. Demo yang selama ini hanya bisa dilihat lewat televisi, bisa dialami langsung sebagai bagian dari real-life experience.Dikemas dalam satu paket liburan, paket wisata demo memang merupakan daya tarik sendiri bagi para jiwa muda yang haus akan sesuatu yang baru. Aku yang semenjak dahulu tidak tertarik dengan demonstrasi, akhir-akhir ini melihat demonstrasi sebagai suatu yang sedang in.Kurang banyak apa lagi artikel di internet yang membahas tentang berbagai aksi-aksi demo, dari yang paling kecil, sampai yang sangat masif dan teratur yang baru saja terjadi beberapa minggu yang lalu?

Saat jaman mahasiswa, aku bukan tergolong mahasiswa yang aktif dalam kegiatan organisasi. Sebenarnya banyak teman-temanku yang sedari dulu hobi melakukan unjuk rasa. Dari yang damai sampai yang agak anarki. Dari yang benar-benar ingin memperjuangkan hak, sampai yang hanya untuk menjadi alasan supaya bisa cabutdari mata kuliah tertentu. Tapi sekali lagi kutegaskan, dulu demonstrasi itu belum se-trendsekarang. Belum ada demonstrasi yang bisa memenuhi trending topicatau kolom exploredi media sosial.

Paket wisata demo yang ditawarkan beragam. Berbeda harga, berbeda pula keseruan yang ditawarkan. Semuanya terbagi atas topik-topik besar. Makin remeh topik atau isu demo, maka makin murah harganya, makin sedikit juga massa yang akan dikerahkan. Sebaliknya, makin seru dan hangat topik demo, seperti topik penistaan agama oleh salah satu pejabat tinggi di Indonesia, maka harganya semakin mahal, karena massa yang akan dikerahkan dan efek publikasinya pun akan lebih masif juga. Tapi, ternyata untuk topik-topik yang banyak diminati, kita bisa join dengan wisatawan lain yang punya minat yang sama. Semacam patunganlah. Lebih hebat jadinya.

Selain topik yang sudah disediakan oleh pihak tur, ada juga pilihan topik customize,alias dirancang sendiri. Untuk satu topik ini, aku rela untuk bertanya jawab sejenak dengan pihak tur.

“Yang ini nih benar-benar menarik, pak. Demo customize.Ini benar-benar kita yang rancang sendiri nih mau gimana demonya?”

“Betul sekali, mas dan mbak. Topik demonya, sasaran demonya, mau berapa banyak masanya, mau diliput oleh media elektronik dan media cetak mana saja, sampai-sampai mau pakai tokoh masyarakat mana yang mendukung dan menolak aksi demo ini, bisa mas dan mbak pilih sendiri. Ini sepenuhnya kami hadirkan sebagai wujud persembahan kami bagi kepuasan pelanggan.”

“Lah, jadi massanya itu bukan alami gitu? Panggilan? Kayak penonton bayaran dong?”

“Ya kalau untuk demo customizeseperti ini pasti panggilan. Soalnya kan isunya juga kan enggak natural munculnya. Nanti isu yang pengenmas angkat sebagai topik demo, bakal digodok dulu oleh tim kami supaya hangat. Dalam 1 sampai 2 hari, topik demonya bakal ditayangkan di mana-mana. Pokoknya pasti hotduluan deh sebelum mas mulai demonya.”

“Kalau isu yang saya mau angkat itu isu buat-buatan saya sendiri, alias nggakbenar, gimana tuh?”

“Bisa diatur mas.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun