“Aku coba browsing nih paket-paket liburan yang nggak biasa.”
“Mau sampai ke machu pichujuga begitu-begitu aja, honey. Nothing’s new i think.”
“Kayaknya kita nggak harus sampai ke machu pichu.Di Jakarta ada paket liburan yang mungkin kamu cari nih, Pa.”
“Nggak sampai ke machu pichu,tapi sampai ke Jakarta. Great.Memangnya apa yang mungkin ditawarkan kota setua Jakarta pada gairah berpetualangan pasangan semuda kita? Wahana baru di dunia fantasi? Ada arus yang lebih besar dan menantang di dufan? Atau malah jangan-jangan kidzaniasekarang sudah tersedia bagi orang dewasa yang dari dulu memiliki hasrat terpendam untuk ikut bermain?”
“Kamu jadi lelaki kok cerewet banget sih. Baru tau aku.”
“Udah bilang aja, ma.”
“Liat sendiri nih. Paket wisata demo. Pasti ini di luar prediksi kamu kan.”
Untuk sepersekian detik, ada satu denyut jantungku yang lolos. Terkejut. Sejenak aku bergeming. Mencoba memahami paket wisata yang ada di layar kaca telepon genggam.
“Ini gila.”
“Tapi itu yang kamu cari kan.”
“Kita berangkat, besok.”