Sebab, selama 10 tahun usaha ini berjalan, baru kali ini ada yang menjawab demikian. Biasanya calon peserta menggunakan berbagai macam alasan untuk membatalkan kepesertaannya. Ada alasan yang konyol, ada pula yang menyebalkan. Namun, kami mafhum mengenai hal itu. Tak pernah kami ambil pusing. Batal, ya batal.
Tapi tidak dengan AJ. Dia terbuka dan berterus terang mengenai kondisinya. Dari situ kami tahu, dia bekerja di sebuah perusahaan manufaktur skala kecil, yang bahkan tak memiliki program training. Jadi, lupakan saja opsi training dibiayai perusahaan.
Kami pun tahu, ternyata dia sudah menabung hampir setahun untuk mendaftar public training kami. Tabungan yang akhirnya digunakan menebus keponakannya dari rumah sakit.
"Saya akan menabung lagi Pak. Kalau sudah cukup, saya daftar lagi." Begitu ucapnya saat mengakhiri sales call dengan staff kami. Gigih dan mandiri betul dia.
Menariknya lagi, tidak terdengar nada memelas dari ucapannya. Bahkan tak pernah sekali pun dia bertanya soal diskon, keringanan harga, atau apa pun namanya.
Sedangkan saya sendiri, biasanya bertanya soal diskon bila mau membeli sesuatu. Padahal, jelas-jelas saya mampu membeli barang tersebut tanpa diskon. Apa Anda juga seperti saya? (mengakulah.. saya butuh teman disini.) Hehehe..
Ini unik. Meski jelas-jelas dia bukanlah target market kami. Tak enak hati ini, bila tak membantunya. Serasa ada yang salah.
Orang macam AJ ini harus kami layani. Bukan karena kasihan, tapi karena penghormatan.
Namun, bagaimana caranya?
Dengan memberi diskon? Memberi fasilitas cicilan? Atau mengratiskan public training tersebut untuk dia?
OK, itu masuk akal.