[caption caption="rokok"]
Penjualan nikotin yang dikemas dalam bentuk rokok di Indonesia memang tumbuh dan berkembang seabad terakhir. Dan berhasil menjadi industri yang mampu menjadi sokoguru perekonomian nasional, yang skala industrinya terbesar, dari Aceh hingga Papua. Terkait keuntungan dari negara dari industri nikotin ini sebaiknya tidak perlu dirinci lebih jauh, cukup saja kita nilai dari setoran cukai tahun lalu yang mencapai Rp 139,81 triliun.
Lebih dari itu, dari industri yang digdaya tersebut, terciptalah lapangan pekerjaan bagi anak-anak negeri sendiri. Mereka yang selama ini menanam tembakau dan cengkeh di ladang-ladang, juga para buruh di pabrik yang setiap hari melinting tembakau, serta para pekerja yang selama ini mempertahankan hidupnya dari pekerjaan yang memiliki kaitan dengan industri hasil tembakau.
[caption caption="orang merokok"]
Jawaban cak Nun singkat saja, namun memberi pencerahan dan ketentraman bagi para petani tembakau, orang-orang bersahaja itu.
“Saiki ngene, sing nyiptane mbako kui sopo?” tanya balik Cak Nun, kepada ribuan petani tembakau di Alun-alun Temanggung, 15 April 2015. Artinya, sekarang begini, yang menciptakan tembakau itu siapa?
“Kanjeng pangeran (Sang pencipta),” jawab para petani tembakau itu.
Cak Nun kemudian membesarkan hati para petani tembakau, yang hasil kerja mereka dianggap merusak kehidupan, bahkan ‘membunuh’. “Ora mungkin Gusti Allah, Kanjeng Pangeran, nyipta’ne sesuatu sing elek, sing ana dielek-elekne.” (Tidak mungkin Gusti Allah, Kanjeng Pangeran, menciptakan sesuatu yang jelek, yang ada dijelek-jelekan).
“Tembakau itu biasa disebut mbako’, dari kata dalam bahasa Arab baqa’ artinya abadi, tembakau itu pohon keabadian,” jelas Cak Nun. Kemudian ia menyampaikan pesan, “teruslah menanam tembakau, suburkan ladang-ladangmu.”
Dan dari apa yang mereka kerjakan, bergelut dengan lumpur dan ibu bumi, untuk tembakau semoga senantiasa memberikan penghidupan bagi mereka dan anak keturunan mereka. Juga bagi petani cengkeh, buruh pabrik rokok, dan para pekerja yang terlibat dalam industri nikotin.
Foto oleh : Eko Susanto