Mohon tunggu...
Dhani Sungkara Murni
Dhani Sungkara Murni Mohon Tunggu... -

Pengopi berat, perokok berat.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Nikotin Sebagai Sumber Penghidupan

22 Januari 2016   12:35 Diperbarui: 22 Januari 2016   13:16 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="rokok"]

[/caption]Lalu konsumsi nikotin tembakau sejak dahulu selalu berkaitan dengan dunia medis. Di Indonesia pun, mulanya rokok dijual di apotek. Nikotin dalam tembakau memang punya fungsi kesehatan, di antaranya adalah meringankan nyeri, gelisah, depresi, skizofrenia, sindroma tourette, parkinson, alzheimer, dan masih banyak lainnya. Penelitian-penelitian lebih terbaru malah menggunakan tembakau sebagai penyembuh berbagai penyakit.

Penjualan nikotin yang dikemas dalam bentuk rokok di Indonesia memang tumbuh dan berkembang seabad terakhir. Dan berhasil menjadi industri yang mampu menjadi sokoguru perekonomian nasional, yang skala industrinya terbesar, dari Aceh hingga Papua. Terkait keuntungan dari negara dari industri nikotin ini sebaiknya tidak perlu dirinci lebih jauh, cukup saja kita nilai dari setoran cukai tahun lalu yang mencapai Rp 139,81 triliun.

Lebih dari itu, dari industri yang digdaya tersebut, terciptalah lapangan pekerjaan bagi anak-anak negeri sendiri. Mereka yang selama ini menanam tembakau dan cengkeh di ladang-ladang, juga para buruh di pabrik yang setiap hari melinting tembakau, serta para pekerja yang selama ini mempertahankan hidupnya dari pekerjaan yang memiliki kaitan dengan industri hasil tembakau.

[caption caption="orang merokok"]

[/caption]Bila tembakau dikatakan sebagai pembunuh, maka segala jerih payah dan usaha para pekerja itu tak lebih dari perbuatan tercela. Terkait hal ini, seorang petani tembakau pernah menyampaikan keluhan tersebut kepada Cak Nun (Emha Ainun Najib) pada jelang musim panen tahun lalu di Temanggung.

Jawaban cak Nun singkat saja, namun memberi pencerahan dan ketentraman bagi para petani tembakau, orang-orang bersahaja itu.

“Saiki ngene, sing nyiptane mbako kui sopo?” tanya balik Cak Nun, kepada ribuan petani tembakau di Alun-alun Temanggung, 15 April 2015. Artinya, sekarang begini, yang menciptakan tembakau itu siapa?

“Kanjeng pangeran (Sang pencipta),” jawab para petani tembakau itu.

Cak Nun kemudian membesarkan hati para petani tembakau, yang hasil kerja mereka dianggap merusak kehidupan, bahkan ‘membunuh’. “Ora mungkin Gusti Allah, Kanjeng Pangeran, nyipta’ne sesuatu sing elek, sing ana dielek-elekne.” (Tidak mungkin Gusti Allah, Kanjeng Pangeran, menciptakan sesuatu yang jelek, yang ada dijelek-jelekan).

Tembakau itu biasa disebut mbako’, dari kata dalam bahasa Arab baqa’ artinya abadi, tembakau itu pohon keabadian,” jelas Cak Nun. Kemudian ia menyampaikan pesan, “teruslah menanam tembakau, suburkan ladang-ladangmu.”

Dan dari apa yang mereka kerjakan, bergelut dengan lumpur dan ibu bumi, untuk tembakau semoga senantiasa memberikan penghidupan bagi mereka dan anak keturunan mereka. Juga bagi petani cengkeh, buruh pabrik rokok, dan para pekerja yang terlibat dalam industri nikotin.

Foto oleh : Eko Susanto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun