Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Janda Bolong Salip Brompton, Reinkarnasi Gelombang Cinta?

3 September 2020   15:34 Diperbarui: 3 September 2020   15:46 1598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesepeda tengah memompa Bromptonnya - Sumber Foto: Matthew Lloyd/Getty Images dalam detik.com

Ketika sepeda lipat (seli) Brompton tengah menjadi primadona bagi para pehobi sepeda di masa pandemi ini, tiba-tiba supremasinya dipatahkan oleh melejitnya harga sebuah jenis tanaman hias.Bagaimana tidak, Brompton yang dikenal sebagai sepeda lipat istimewa dengan harganya yang luar biasa, ternyata bisa dikalahkan oleh harga sebuah tanaman hias yang sekilas biasa-biasa saja.

Tanaman hias yang dikenal dengan nama "janda bolong" ini sebenarnya sudah lama ada, namun popularitasnya baru saja meroket beberapa waktu ini.

Tetiba mengemuka bahwa tanaman bernama latin "Monstera adansonii variegata" laku dijual di atas seli Brompton yaitu antara 95 juta rupiah hingga ratusan juta rupiah.

Apa istimewanya sang Janda Bolong ini hingga bisa mengukir harga yang fantastis tersebut?

Konon karena adanya beberapa keistimewaan inilah kita akan pasrah dan memaklumi jika sang janda bisa jual mahal.

Penampilan Janda Bolong (Monstera variegata) yang cantik mempesona - Sumber Foto:  Lesa Prowse | Great Plants  dalan pinterest.de
Penampilan Janda Bolong (Monstera variegata) yang cantik mempesona - Sumber Foto:  Lesa Prowse | Great Plants  dalan pinterest.de
Pertama dibalik bentuk daunnya yang unik karena bolong-bolong tersebut, terlihat kemilau dan nampak mewah. Sehingga ketika kita memandangnya maka ada pesona luar biasa yang menimbulkan rasa senang, sayang, bahagia dan takjub. Apalagi memang daun-daun tanaman sejenis Janda Bolong ini telah dikenal mampu mendatangkan atmosfer kesejukkan hutan tropis ke dalam ruangan tempatnya berada. Jadi selain berfungsi untuk memperindah ruangan serta menjadi pajangan yang cantik, Janda Bolong mampu memperbaiki kualitas udara ruangan menjadi lebih sehat.Lubang-lubang indah yang ada pada daun warna hijau mengkilat yang menjari tersebut konon menurut para ahli terbentuk karena Janda Bolong mengalami preforasi yaitu proses pelubangang karena tetesan air yang intens.Kedua, selain cantik, seksi dan mempesona, Janda Bolong ini juga dikenal tidak rewel dan tahan banting terhadap ruangan yang kurang cahaya matahari.

Bahkan, Janda Bolong ini juga tahan terhadap ruangan ber-AC. Jadi pemeliharanya tidak perlu repot bolak-balik memindahkan ke luar ruangan agar mendapatkan siraman sinar matahari.

Justru jika sering dipingit di dalam ruangan yang sejuk atau dingin karena ber-AC, meskipun pertumbuhannya akan lebih lambat jika dibandingkan dengan di ruang terbuka yang kena sinar matahari, namun warna daunnya justru berubah lebih hijau pekat dan lebih cantik.

Ketiga, menurut kepercayaan tradisional dari Tiongkok, diyakini bahwa tanaman Janda Kembang ini merupakan simbol kemakmuran, kesehatan, dan penghormatan terhadap orang tua dan leluhur.

Boleh jadi kepercayaan tersebut timbul karena pesona kecantikan Janda Bolong yang begitu memukau dan menimbulkan rasa bahagia ketika memandangnya. Bukankah kebahagian memang merupakan sumber kemakmuran, kesehatan dan semangat bagi semua orang. Mungkin karena itulah Janda Bolong dimaklumi jika didaulat menjadi simbol hal tersebut.

Reinkarnasi Gelombang Cinta

Fenomena meroketnya harga Janda Bolong di atas tentunya akan mengingatkan kita pada kasus melejitnya harga tanaman hias yang disebut Gelombang Cinta serta kerabatnya jenis Anthurium-anthurium lainnya.

Bahkan tinggina harga kasus prostitusi online VA terlampaui Janda Bolong - Sumber Foto: hai.grid.id 
Bahkan tinggina harga kasus prostitusi online VA terlampaui Janda Bolong - Sumber Foto: hai.grid.id 
Sekitar tahun 2007 lampau Indonesia pernah dihebohkan oleh wabah  tanaman hias gelombang cinta (Anthurium plowmanii croat) yang harga jualnya bisa mencapai Rp 250 juta, hingga 1 miliar.Karena kehebohan itulah akhirnya banyak masyarakat yang demam untuk berburu kerabat anthurium, membudidayakannya dan membisniskannya.

Tak berbeda dengan kasus Janda Bolong sekarang, tanaman anthurium tersebut seperti halnya Gelombang Cinta memang indah, mempesona dan memiliki mitos tradisional juga.

Namun seperti juga namanya, ternyata tren kegilaan masyarakat tersebut hanya bertahan kurang lebih semusim saja. Laiknya gelombang yang menyapu kegilaan khalayak dalam sekejab, ternyata lejitan harga anthurium mendadak jeblok dan ambrol ketika banyak masyarakat mampu mendapatkan dan membudidayakannya dengan baik. Stoknya melimpah, harganya pun terjun bebas ke bawah kawah.

Disinyalir munculnya gelombang kegilaan pada anthurium yang dihargai ugal-ugalan tersebut hanyalah ulah spekulan yang pintar memanfaatkan isu dan penggiringan informasi yang diinginkan.

Mereka mengumpulkan atau menimbun stok anthurium secara tersembunyi terlebih dahulu, kemudian memainkan strategi penggorengan harga di tengah masyarakat melalui sindikasi yang jitu, menggoda dan meyakinkan. Tentu saja untuk keperluan ini mereka harus menggelontorkan dana cukup besar.

Selanjutnya setelah harga barang tersebut berhasil digoreng dengan baik sehingga harganya meroket, maka mereka pun melepaskan semua stok yang mereka miliki sehingga berhasil mengumpulkan modal pancingan yang telah digelontorkan sekaligus meraup keuntungan yang berlipat ganda. Yang tersisa setelahnya hanyalah para pembudidaya  yang kebingungan dengan koleksi anthuriumnya yang tak laku lagi di pasaran serta para kolektor yang kehilangan tren nuansa kemewahannya.

Semoga saja tren meroketnya harga Janda Bolong kali ini bukanlah reinkarnasi dari kasus Gelombang Cinta yang dulu pernah meroket juga.

Usia Tren Lebih Singkat?

Bisa jadi memang tren meroketnya harga Janda Bolong kali ini mengulang kasus meroketnya harga Gelombang Cinta. Namun saya pribadi memprediksi bahwa keruntuhan sang Janda Bolong kali ini, akan jauh lebih cepat dibanding Gelombang Cinta.

Kok bisa? Ini beberapa alasan yang menurut saya akan mampu membuat supremasi Janda Bolong tak bertahan lebih lama dari Gelombang Cinta.

Monstera deliciosa - Sumber Foto: Karina Chambers dalam pinterest.de
Monstera deliciosa - Sumber Foto: Karina Chambers dalam pinterest.de
Pertama, karena budidaya Janda Bolong ini bisa dikatakan jauh lebih mudah dibandingkan Gelombang Cinta dulu.Jika untuk memperbanyak Gelombang Cinta memerlukan keahlian penyerbukan bunga yang cukup rumit maka untuk Janda Bolong dapat dikembangbiakan dengan teknik vegetatif yang ederhana saja. Yaitu melalui setek batang. Batang Janda Bolong yang mengeluarkan akar-akar gantung mampu memproduksi akar sejati.

Kedua, selain perawatan Janda Bolong yang sangat gampang medium tanamnya juga mudah yaitu umumnya berupa campuran tanah, pasir, dan kompos dengan perbandingan yang seimbang untuk masing-masing komponen. Bahkan tidak menutup kemungkinan Janda Bolong juga bisa tumbuh di medium cair seperti air atau hidroponik.

Ketiga, berbeda dengan Gelombang Cinta yang daunnya  mudah robek, terbakar matahari dan membutuhkan perawatan rumit misalnya dilap pakai minyak khusus, susu atau santan, Janda Bolong tahan banting dan tahan serangan hama. Sehingga ketika menjadi populer dan diminati oleh banyak pehobi, stoknya akan cepat melimpah dan mudah didapatkan.

Harapan di Tengah Ancaman Resesi

Meskipun dikhawatirkan sebagai permainan para spekulan, meroketnya harga Janda Bolong bisa memiliki hikmah tersendiri.

Salah satunya adalah kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk membelanjakan uangnya untuk produk negeri sendiri.  Berbeda dengan seli Brompton yang notabene produksi negara Inggris.

Meskipun Janda Bolong dan Monstera kerabatnya sebenarnya berasal dari Meksiko serta hutan-hutan tropis di Amerika lainnya, nyatanya ia bisa dikembangbiakkan dengan baik di Indonesia dan dilakukan oleh petani-petani Indonesia sendiri.

Bisa diharapkan dana atau duit orang kaya di Indonesia tidak lari keluar negeri di tengah ancaman resesi di masa pandemi sekarang ini.

Biarlah kegilaan para orang kaya di tengah pandemi ini, menjadi ladang perbaikan ekonomi bagi warga masyarakat Indonesia sendiri.

Logo Bangga Buatan Indonesia - Sumber Foto: tribunnews.com
Logo Bangga Buatan Indonesia - Sumber Foto: tribunnews.com
Biarlah muncul kegilaan-kegilaan lain setelah heboh rebutan beli uang baru Rp. 75 Ribu seharga puluhan juta, jor-joran import dan beli Brompton dari luar negeri, serta melejitnya hargaJanda Bolong seperti sekarang ini, asalkan kegilaan tersebut tidak menjadi menjadi kebocoran dana kita ke luar negeri, melainkan tetap berputar di negeri tercinta ini. Tabik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun