Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sahabat Pelangi Rindukan Teladan Solidaritas Laskar Pelangi

9 Mei 2020   23:10 Diperbarui: 9 Mei 2020   23:03 1799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepolosan, keluguan sekaligus kejujuran dan kebaikan anak-anak laskar pelangi ini diharapkan mampu memberikan kesadaran dan kepekaan sosial agar tetap terjaga karena saat ini mereka tengah menjadi makhluk indivudual karena terkurung di rumah. 

Setidaknya anak-anak akan menyadari bahwa sekolah itu tidak sekedar masalah nilai dan kepintaran semata. Seperti yang diucapkan oleh karakter Pak Harfan. "Di sini kecerdasan tidak diukur dengan nilai-nilai angka semata, tapi dengan hati," ingat pak Harfan.

Program Belajar di Rumah TVRI
Program Belajar di Rumah TVRI "Sahabat Pelangi" - Sumber Foto: tribunnews.com
Disamping semua nilai-nilai positif yang terbersit dalam film "Laskar Pelangi" ini, ada satu pesan penting dari Pak Harfan yang sangat tepat untuk dijadikan pegangan kepekaan sosial anak-anak dan kita semua di tengah pandemi sekarang ini.

"Memberilah sebanyak-banyaknya kepada orang lain, bukan menerima sebanyak-banyaknya dari orang lain," itulah pesan yang berulang-ulang disampaikan Pak Harfan kepada anak didiknya, yang mungkin juga bisa kita sampaikan berulang kali kepada anak-anak generasi rebahan yang tengah SFH sekarang ini.

Film "Laskar Pelangi" ini dirilis pada tahun 2008 lampau.  Telah tayang dan menjadi hits sekitar 12 tahun lampau. Anak-anak yang menonton waktu itu telah menjadi anak remaja atau sekolah menengah pertama. 

Karenanya banyak dari generasi Z atau generasi rebahan sekarang yang belum pernah menonton film ini.  Jika mau jujur, hingga saat ini belum ada film untuk segala usia, utamanya untuk anak-anak yang sebaik ini. 

Dus, tak ada salahnya jika semasa anak-anak sekolah tengah menjalani SFH sekarang ini, sekali saja kita ajak mereka menonton "Laskar Pelangi". 

Karena dari film ini, kita bisa mengambil banyak teladan solidaritas, kerja keras, budi pekerti luhur, dan hal-hal posiif lainnya yang pastinya akan berguna dalam menyikapi pandemi yang belum juga mereka hingga saat ini. Tabik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun