Tragisnya ada masyarakat yang tanpa sengaja menyobek stiker foto Ibu Bupati dan menemukan label bantuan dari Kementerian Sosial yang ditimpa stiker tersebut. Segera melalui akun twitter resminya, ibu bupati langsung mengklarifikasi hal ini. Sri Mulyani menyatakan bahwa kasus penempelan stiker dirinya tersebut adalah kesalahan teknis yang terjadi di lapangan.Â
Tentu saja klarifikasi tersebut justru mendapat cibiran dari warganet. Bagaimana bisa kasus penimpaan stiker bantuan Kemensos merupakan kesalahan teknis semata?Â
Sebenarnya dari sisi strategi kampanye pencitraan yang dilakukan Bupati Klaten ini sudah benar. Meski sudah duduk sebagai petahana, dirinya harus tetap melakukan kampanye pencitraan agar tetap bisa memenangkan kontestasi Pilkada yang akan segera digelar kembali.
Sayangnya secara taktis Sri Mulyani memilih jalan yang kurang tepat. Sebagai bupati petahana, Sri Mulyani tak perlu terlalu narsis dengan menampilkan foto dirinya di mana-mana melalui media branding yang beragam. Taktik seperti itu hanya diperlukan oleh penantang yang belum dikenal dan memiliki panggung seperti dirinya.
Akan lebih bagus jika sebagai petahana Sri Mulyani bisa tampil low profil dan tidak terkesan ambisius. Tak perlu berteriak ke masyarakat dengan memasang foto dimana-mana, namun cukup dengan menjadikan dirinya sebagai obyek bisik-bisik mesra, rerasan, gethok tular dan omongan dari mulut ke mulut antar warga karena kepedulian dan profesionalitasnya dalam mengelola pemerintah dan menghadapi krisis yang terjadi.
Tak perlu hardcampaign melalui media konvensional yang malah terkesan vulgar, melainkan cukup soft campaign dengan menggerakkan kekuatan media massa serta jaringan sosial media sebagai corong penyebar gosip positif tentang eksistensinya.
Padahal sebagai petahana istilahnya dirinya tak perlu minum obat kuat apalagi hingga overdosis yang justru bisa menyebabkan kritis, melainkan cukup dengan makan nutrisi yang bergizi, berolahraga seperlunya dan menjalankan pola hidup sehat untuk menjaga stamina.Â
Semoga saja nasi belum menjadi bubur, dan Ibu Bupati masih bisa memperbaiki citra positifnya sebelum penyelenggaraan Pilkada serentak nanti benar-benar dilaksanakan oleh KPU. |*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H