Membangun citra positif bagi pejabat pemerintahan dan politisi merupakan kebutuhan yang penting. Pasalnya hanya dengan melalui citra yang positiflah mereka akan mampu menjaga popularitas, likeabilitas dan elektabilitas.Â
Hanya saja pembangunan citra positif tersebut tentunya harus dilakukan secara strategis, taktis, dan etis. Jika salah satunya terabaikan maka pencitraan yang dilakukan bisa sia-sia bahkan menjadi blunder yang menghancurkan.
Boleh jadi itulah yang terjadi pada Bupati Klaten, Sri Mulyani kali ini. Bupati yang sekaligus juga menjabat sebagai Ketua DPC PDIP Kabupaten Klaten tersebut tiba-tiba dituduh telah menyalahgunakan bantuan penanganan wabah Covid-19 dengan memanfaatkannya sebagai media kampanye pencitraan dirinya.
Bahkan bukan hanya di ranah lokal semata, tudingan negatif tersebut telah merebak secara nasional dan sempat menjadi trending topik platform sosial media twitter. Hal itu terjadi setelah ada warganet yang memposting foto bantuan hand sanitizer dari kementerian sosial yang ditimpa dengan stiker wajah sang bupati. Sontak Bupati Sri Mulyani langsung menjadi tenar seperti yang diharapkan.
![Sumber Foto: twitter.com/mahasiswaYUJIEM](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/29/goody-bag-klaten-5ea8b276097f361d786c8222.jpg?t=o&v=770)
Untuk keperluan itu, Sri Mulyani telah melakukan kampanye pencitraan yang cukup masif dan intensif. Begitu intensifnya sampai-sampai masyarakat menjadi sensitif. Akibatnya, ketika ada pemicu yang tersulut, maka ketidaknyamanan masyarakat atas pencitraan intensif yang dilakukan Sri Mulyani pun menjadi terbakar dan meledak tak karuan.
![Hand Sanitizer bantuan Kemensos yang ditempel stiker pencitraan Bupati Klaten. | twitter.com/andhikawe](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/29/hand-sanitizer-klaten-kemensos-5ea8b35a097f36325e439b13.jpg?t=o&v=770)
![Hand sanitizer berstiker foto Bupati Klaten yang jadi pemicu kritikan warganet. | twitter.com/andhikawe](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/29/hand-sanitizer-klaten-5ea8b3f4097f364cad5c0493.jpg?t=o&v=770)
Kritik-kritik pedas dari masyarakat terlontar begitu liar, sehingga membuat tabungan pencitraan yang telah dibangun selama ini menjadi porak poranda tak karuan. Kok bisa overdosis?
Memang apa saja kampanye pencitraan yang dilakukan oleh Sri Mulyani selama ini?Â
Berdasarkan ghibah warganet yang meruak di dunia sosial media, ada banyak rekam jejak kampanya pencitraan yang dilakukan Ketua DPC PDIP Klaten ini yang dirasa keterlaluan. Di antaranya adalah branding foto Sri Mulyani pada produk beras yang diproduksi oleh Agro Techno Park (ATP) Klaten dari hasil kerjasama dengan Batan. Kasus branding ini dianggap masyarakat sangat tidak pantas karena itu adalah produksi pemerintah yang seharusnya tak bisa dibranding secara pribadi.Â
![Bahkan tas plastik (kresek) pun ada branding foto Bupati Klaten. | Sumber Foto: twitter.com/andhikawe](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/29/kresek-bupati-klaten-5ea8b5c6d541df5a750242c4.jpg?t=o&v=770)
![Foto Bupati Klaten di Buku bantuan Dinas Pendidikan. | Sumber Foto: twitter.com/mahasiswaYUJIEM](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/29/buku-bupati-klaten2-5ea8b8bf097f366e11469872.jpg?t=o&v=770)
![Branding Bupati Klaten di masker bantuan pencegahan Covid-19 | Sumber Foto: twitter.com/mahasiswaYUJIEM](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/29/masker-klaten2-5ea8b818097f364025140cc4.jpg?t=o&v=770)
Tragisnya ada masyarakat yang tanpa sengaja menyobek stiker foto Ibu Bupati dan menemukan label bantuan dari Kementerian Sosial yang ditimpa stiker tersebut. Segera melalui akun twitter resminya, ibu bupati langsung mengklarifikasi hal ini. Sri Mulyani menyatakan bahwa kasus penempelan stiker dirinya tersebut adalah kesalahan teknis yang terjadi di lapangan.Â
Tentu saja klarifikasi tersebut justru mendapat cibiran dari warganet. Bagaimana bisa kasus penimpaan stiker bantuan Kemensos merupakan kesalahan teknis semata?Â
Sebenarnya dari sisi strategi kampanye pencitraan yang dilakukan Bupati Klaten ini sudah benar. Meski sudah duduk sebagai petahana, dirinya harus tetap melakukan kampanye pencitraan agar tetap bisa memenangkan kontestasi Pilkada yang akan segera digelar kembali.
Sayangnya secara taktis Sri Mulyani memilih jalan yang kurang tepat. Sebagai bupati petahana, Sri Mulyani tak perlu terlalu narsis dengan menampilkan foto dirinya di mana-mana melalui media branding yang beragam. Taktik seperti itu hanya diperlukan oleh penantang yang belum dikenal dan memiliki panggung seperti dirinya.
Akan lebih bagus jika sebagai petahana Sri Mulyani bisa tampil low profil dan tidak terkesan ambisius. Tak perlu berteriak ke masyarakat dengan memasang foto dimana-mana, namun cukup dengan menjadikan dirinya sebagai obyek bisik-bisik mesra, rerasan, gethok tular dan omongan dari mulut ke mulut antar warga karena kepedulian dan profesionalitasnya dalam mengelola pemerintah dan menghadapi krisis yang terjadi.
Tak perlu hardcampaign melalui media konvensional yang malah terkesan vulgar, melainkan cukup soft campaign dengan menggerakkan kekuatan media massa serta jaringan sosial media sebagai corong penyebar gosip positif tentang eksistensinya.
![Seremoni serah terima bantuan oleh Bupati Klaten. | Sumber Foto: twitter.com/YaniSunarno](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/29/bantuan-bupati-klaten-5ea8b7e1d541df230c79f154.jpg?t=o&v=770)
![Branding Bupati Klaten di produk beras unggulan hasil kerjasama dengan BATAN. | Sumber Foto: twitter.com/YaniSunarno](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/29/beras-bupati-klaten-5ea8b92dd541df5519163092.jpg?t=o&v=770)
Padahal sebagai petahana istilahnya dirinya tak perlu minum obat kuat apalagi hingga overdosis yang justru bisa menyebabkan kritis, melainkan cukup dengan makan nutrisi yang bergizi, berolahraga seperlunya dan menjalankan pola hidup sehat untuk menjaga stamina.Â
Semoga saja nasi belum menjadi bubur, dan Ibu Bupati masih bisa memperbaiki citra positifnya sebelum penyelenggaraan Pilkada serentak nanti benar-benar dilaksanakan oleh KPU. |*
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI