Mohon tunggu...
Rofidah Nur F
Rofidah Nur F Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi PIAUD UIN Malang

Dipaksa, terpaksa, terbiasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tentang Bahasa dan Unsur Utama dalam Memahaminya

21 Februari 2021   19:57 Diperbarui: 21 Februari 2021   20:24 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: nakita.grid.id

Hari ini tepatnya hari Minggu, 21 Februari 2021 di mana pada tanggal tersebut ternyata diperingati sebagai "Hari Bahasa Ibu Internasional". Saya baru mengetahuinya ketika melihat sebuah postingan Pak Presiden kita pada akun instagramnya (@jokowi) . 

Pada postingannya beliau menuliskan sebuah caption, yaitu "Saya ingin menyapa anda semua di seluruh tanah air dengan bahasa ibu saya : pripun kabare? Indonesia sungguh kaya akan keragaman, dihuni lebih seribu suku bangsa yang berbicara dalam lebih 700 bahasa daerah. Semuanya dipersatukan oleh bahasa Indonesia yang kita pahami bersama. Masihkah anda berbahasa ibu sehari-hari?" 

Dilansir dari www.liputan6.com bahwa tanggal 21 Februari dirayakan sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional setiap tahunnya, hal ini ditetapkan oleh UNESCO. 

UNESCO mengajak negara-negara di seluruh dunia untuk ikut merayakan hari itu sebagai pengingat bahwa keragaman bahasa dan multilingualisme adalah aspek penting untuk pembangunan berkelanjutan. Dan saya baru mengetahui juga bahwa UNESCO telah merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional selama hampir 20 tahun dengan tujuan untuk melestarikan keanekaragaman bahasa dan mempromosikan pendidikan multibahasa berbasis bahasa ibu. 

Berbicara tentang bahasa maka perlu kita ketahui bahwa adanya sebuah perkembangan berbahasa pada anak. Sejak berusia kurang lebih 3 bulan kemampuan anak dalam pendengaran akan mulai meningkat serta mampu menirukan suara yang didengarnya. 

Pada usia ini juga anak cenderung akan mengerti kata-kata sebelum dia bisa mengatakannya. Hal ini disebut dengan istilah cooing, cooing merupakan perilaku spontan dari anak bayi untuk mengomunikasikan kebutuhan dan perasaannya. Suara yang dilontarkan biasanya adalah suara vokal, yang mencakup suku kata tunggal, seperti "ah," "ooo," atau "eee,". 

Kata bahasa sendiri memiliki makna suatu yang terucapkan, tertulis, ataupun berupa tanda-tanda/ simbol yang dapat digabungkan untuk mengkomunikasikan sebuah makna. 

Bahasa juga merupakan kemampuan atau fungsi kognisi tertinggi yang dimiliki manusia dan tidak dimiliki oleh hewan. Menurut laman ilmugeografi.com  sebuah kajian linguistik menyebutkan ada 7000 bahasa di dunia  yang berbeda. 

Tidak heran jika terdapat sekian banyak bahasa berbeda di dunia. Pasalnya di negara Indonesia sendiri memiliki kekayaan serta keragaman yang dihuni lebih seribu suku bangsa yang berbicara dalam lebih 700 bahasa daerah, sebagaimana yang dituliskan pak presiden dalam postingan di akun instagramnya. 

Dalam memahami bahasa terdapat tiga unsur utama, apa sajakah itu?

1. Phonems/ Fonem 
Fonem adalah unit dasar terkecil dalam bahasa lisan yang apabila digunakan sendiri tidak memiliki makna. Fonem ini berbeda dengan huruf, namun sebagian besar fonem adalah huruf. Sedangkan ilmu yang mempelajari tentang fonem adalah fonologi. 

Fonologi berasal dari bahasa Yunani yakni phone : suara dan logy/ logos : ilmu, sehingga fonologi juga dapat diartikan sebagai kajian bahasa yang mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat ucap manusia.

2. Morpheme/ Morfem 
Morfem merupakan unit terkecil dari pembentukan kata dan memiliki makna. Morfem dapat berupa kata, prefix (awalan) dan suffix (akhiran) atau kombinasi antara keduanya. Studi yang mempelajari tentang morfem disebur morfologi. 

Morfologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu morph : bentuk dan ologi : studi tentang sesuatu. Maka morfologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dan menganalisis struktru, bentuk dan klasifikasi kata. Morfem memiliki dua macam jenis : 

  • a). Morfem bebas (free morphemes) yang dapat berdiri sendiri menjadi kata tanpa harus terikat dengan morfem lain, contoh : Pergi, Pulang, Hitam.
  • b). Morfem terikat (bounded morphemes) tidak dapat berdiri sendiri, contoh : Henti, Juang, Geletak. 

3. Syntax/ Sintaksis
Sintaksis adalah sebuah peraturan yang mengendalikan kombinasi kata dalam frase dan kalimat. Sintkaksis berasal dari bahasa Yunani, yakni sun : dengan dan tatein : menempatkan. Sehingga sintaksis juga dapat diartikan sebagai menempatkan bersama kata-kata menjadi kelompok kata/ kalimat. 

Dalam berbahasa dan berbicara anak akan menirukan apa yang diucap oleh orang di sekitarnya. Maka orang tua dan orang-orang di sekitar anak alangkah baiknya memberikan contoh berucap yang baik. Selain itu hal yang bisa dilakukan adalah menstimulus dengan mengajak anak bercakap- cakap ringan, seperti mengajarkan berdoa ketika akan makan. Secara tidak langsung anak akan memperhatikan dan merekamnya. 

Sedikit kisah tentang keponakan saya yang saat ini berusia sepuluh bulan. Ia sedikit banyak sudah dapat berucap tentang benda-benda yang ada di sekitarnya, hal ini karena seringkali orang tua dan keluarga kami memberi stimulus dengan mengenalkan nama-nama benda yang sering dilihat di rumah. Seperti "jam", keponakan saya akan menirukan kata tersebut, meskipun belum jangkep kata orang jawa karena yang terlontar adalah kata "ja" bukan :jam". Kemudian "cicak" ia akan meniru dan yang terlontar adalah "cak", dan masih ada yang lainnya. 

Sedikit tulisan ini semoga dapat bermanfaat bagi teman-teman pembaca dan jangan ragu untuk terus mengkaji serta belajar berbagai macam bahasa yang ada. Minimal kita paham tentang bahasa ibu atau bahasa daerah kita, agar dapat melestarikan budaya yang ada di daerah masing-masing. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun