1. Phonems/ FonemÂ
Fonem adalah unit dasar terkecil dalam bahasa lisan yang apabila digunakan sendiri tidak memiliki makna. Fonem ini berbeda dengan huruf, namun sebagian besar fonem adalah huruf. Sedangkan ilmu yang mempelajari tentang fonem adalah fonologi.Â
Fonologi berasal dari bahasa Yunani yakni phone : suara dan logy/ logos : ilmu, sehingga fonologi juga dapat diartikan sebagai kajian bahasa yang mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat ucap manusia.
2. Morpheme/ MorfemÂ
Morfem merupakan unit terkecil dari pembentukan kata dan memiliki makna. Morfem dapat berupa kata, prefix (awalan) dan suffix (akhiran) atau kombinasi antara keduanya. Studi yang mempelajari tentang morfem disebur morfologi.Â
Morfologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu morph : bentuk dan ologi : studi tentang sesuatu. Maka morfologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dan menganalisis struktru, bentuk dan klasifikasi kata. Morfem memiliki dua macam jenis :Â
- a). Morfem bebas (free morphemes) yang dapat berdiri sendiri menjadi kata tanpa harus terikat dengan morfem lain, contoh : Pergi, Pulang, Hitam.
- b). Morfem terikat (bounded morphemes)Â tidak dapat berdiri sendiri, contoh : Henti, Juang, Geletak.Â
3. Syntax/ Sintaksis
Sintaksis adalah sebuah peraturan yang mengendalikan kombinasi kata dalam frase dan kalimat. Sintkaksis berasal dari bahasa Yunani, yakni sun : dengan dan tatein : menempatkan. Sehingga sintaksis juga dapat diartikan sebagai menempatkan bersama kata-kata menjadi kelompok kata/ kalimat.Â
Dalam berbahasa dan berbicara anak akan menirukan apa yang diucap oleh orang di sekitarnya. Maka orang tua dan orang-orang di sekitar anak alangkah baiknya memberikan contoh berucap yang baik. Selain itu hal yang bisa dilakukan adalah menstimulus dengan mengajak anak bercakap- cakap ringan, seperti mengajarkan berdoa ketika akan makan. Secara tidak langsung anak akan memperhatikan dan merekamnya.Â
Sedikit kisah tentang keponakan saya yang saat ini berusia sepuluh bulan. Ia sedikit banyak sudah dapat berucap tentang benda-benda yang ada di sekitarnya, hal ini karena seringkali orang tua dan keluarga kami memberi stimulus dengan mengenalkan nama-nama benda yang sering dilihat di rumah. Seperti "jam", keponakan saya akan menirukan kata tersebut, meskipun belum jangkep kata orang jawa karena yang terlontar adalah kata "ja" bukan :jam". Kemudian "cicak" ia akan meniru dan yang terlontar adalah "cak", dan masih ada yang lainnya.Â
Sedikit tulisan ini semoga dapat bermanfaat bagi teman-teman pembaca dan jangan ragu untuk terus mengkaji serta belajar berbagai macam bahasa yang ada. Minimal kita paham tentang bahasa ibu atau bahasa daerah kita, agar dapat melestarikan budaya yang ada di daerah masing-masing.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H