Mohon tunggu...
rofiatul imaniyah
rofiatul imaniyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - rofiatul imaniyah

Ingin menambah ilmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pendekatan Manajamen Berbasis Sekolah dan Pesantren

17 Juni 2021   17:27 Diperbarui: 17 Juni 2021   17:30 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pendekatan Manajamen

                      Berbasis Sekolah Dan Pesantren

              Oleh Rofiatul Imaniyeh MPI C3 T20193107

                    Email: rofiatulimaniyah@gmail.com

Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pendekatan Manajamen Berbasis Sekolah Dan Pesantren

          Manusia merupakan komponen yang penting dalam organisasi yang akan bergerak dan melakukan aktifitas untuk mencapai tujuan. Keberhasilan suatu organisasi ditentukan dengan kualitas orang-orang yang berada didalamnya. Sumber daya manusia akan bekerja secara optimal apabila oranisasi dapat mendukung kemajuan karir mereka dengan melihat apa kompetensi mereka. Sehingga dapat didenifisikan sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang sangat penting dan tidak dapat dilepaskan dalam sebuah organisasi, baik itu instituasi maupun perusahaan. Sumber daya manusia juga merupakan kunci dalam menentukan sebuah perusahaan. Dan pada hakikatnya, sumber daya manusia berupa manusia yang dipekerjakan disebuah organisasi sebagai penggerak, pemikir, dan perencana untuk mencapai sebuah tujuan organisasi.

Sumber daya manusia adalah salah satu hal yang sangat penting bagi kelangsungan bisnis ataupun sebuah lembaga di karenakan ialah kualitas sumber daya manusia yang ada disebuah lembaga tersebut bahkan kemajuan yang ada di dalam sebuah lembaga masyarakat, sekolah, organisasi sangatlah berkaitan erat dengan sumber daya manusianya dikarenakan dalam pengelolaannya pun juga dengan manusia.

Secara umum sumber daya manusia dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

1.Investor, adalah seseorang yang menanamkan modalnya sehingga mereka memperoleh keuntungannya.

2.Karyawan, adalah salah satu inti yang harus ada di dalam sebuah organisasi karena apabila dalam sebuah organisasi tidak ada karyawan maka tujuan organisasi tidak akan tercapai maka dalam hal itu karyawan adalah hal yang utama yang harus ada didalam organisasi.

3.Pemimpin, adalah seorang yang mempergunakan tanggung jawabnya untuk mengarahkan, mengontrol serta memerintah bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi.

          Sumber daya manusia adalah orang yang terlibat dalam suatu organisasi diberbagai jabatan baik itu jabatan manajer, staf, maupun karyawan yang termasuk seorang pemodal dan seorang investor. Sedangkan sumberdaya manusia yang paling utama dalam organisasi yaitu seorang yang menyumbangkan bakat dan kreativitas dalam organisasi tersebut. Apabila dalam sebuah organisasi mengalami kesulitan maka kesulitan yang sebenarnya ada pada organisasi tersebut. Maka dari itu konsekuensi dari hal ini adalah suatu kegiatan program yang mana tingkat suatu organisasi tersebut ditentukan oleh kualitas kerja.

         Manajemen berbasis sekolah ialah bagian dari basis manajemen pengelolaan sekolah yang mana memberikan otonomi yang besar kepada lembaga serta ikut mendukung pengambilan keputusan bersama dari semua warga sekolah tersebut dan masyarakat di sekitarnya sebagai upaya pengembangan dan peningkatan mutu dari pendidikan. Model manajemen pendidikan ditujukan untuk memberikan kemandirian kepada sekolah/madrasah juga meningkatkan kualitas pendidikan berdasarkan standart kebijakan pendidikan nasional.

        MBS ditetapkan menurut karakter dan kebutuhan satuan lembaga pendidikan. Warga sekolah memiliki hak, kewajiban dan sikap tanggung jawab untuk mengelola sumber daya yang ada di sekolah, yang berguna untuk mengatasi masalah dan menjadikan sekolah menjadi efektif dan terus berkembang dalam jangka waktu yang lama. Dalam hal ini MBS ditujukan untuk terus meningkatkan otonomi satuan lembaga pendidikan.

     Kewenangan dari madrasah juga berperan penting untuk menampung konsensus umum yang dapat diyakini bahwa seharusnya keputusan itu dibuat orang-orang yang punya akses terbaik disekitar. Juga yang bisa bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan. Kewenangan yang bertumpu di skolah adalah inti dari Manajemen Berbasis Sekolah yang mempunyai tingkat efektivitas tinggi dan bisa memberikan keuntungan-keuntungan sebagaimana berikut:

1.Kebijakan atau kewenangan sekolah dapat berpengaruh kepada siswa, wali murid, dan tenaga pendidik.

2.Mempunyai tujuan sebagaimana dalam memanfaatkan sumber daya lokal.

3.Dapat Efektif ketika melaksanakan pembinaan siswa contohnya hasil belajar, moral pendidik, iklim sekolah , tingkat pengulangan, kehadiran, dan tingkat putus sekolah.

4.Terdapat perhatian dalam menentukan sebuah keputusan, mengelola sekolah, memberdayakan tenaga pendidik, dan perubahan perencanaan.

    Konsep manajemen berbasis sekolah pada hakikatnya adalah meningkatkan sebuah otonomi sekolah, bantuan warga sekolah dan masyarakat dalam melakukan penyelenggaraan sekolah dan peningkatan mengelola sumber daya sekolah. esensinaya adalah penigkatan otonomi sekolah, dalam hal ini membawa konsekuensi bahwa pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sudah sepantasnya menerapkan pendekatan idiografik (membolehkan melakukan berbagai cara pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.

        Untuk meningkatkan suatu mutu pendidikan yang berbasis sekolah dapat dilakukan dengan cara bekerja sama dengan masyarakat dan wali murid, apabila keadaan seimbang dengan pengelolaan sekolah dan kelas, maka untuk meningkatkan profesional tenaga pengajar dan pemimpin lebih mudah. Sedangkan manajemen berbasis sekolah (MBS) sendiri adalah suatu lembaga pendidikan yang diberikan suatu keleluasaan dalam melakukan pengambilan keputusan sehingga dalam pengambilan keputusan dapat dilakukan secara musyawarah antar pihak sekolah saja yang meliputi guru, kepala sekolah, dan wali murid. Dengan adanya beberapa definisi tentang manajemen berbasis sekolah (MBS) dapat disimpulkan bahwasanya pemerintah menginginkan suatu sistem pendidikan didaerah dilakukan secara mandiri saja yang mana didalamnya hanya melibatkan beberapa orang yang ada dalam lingkungan sekolah tersebut.

       Manajemen berbasis pesantren harus terus dilakukan, untuk menghasilkan lulusan yang unggul, berkualitas ini harus diimbangi dengan pengembangan kurikulum yang berbasis kompetensi yang universal luas, adanya proses pembelajaran yang interaktif saling memberi pendapat ide dan pemikiran yang baru.

       Pendidikan islam itu sangat penting sebagai bekal di kehidupan dunia maupun akhirat. Pesantren juga berfungsi sebagai tempat penyiaran dan penyebaran dakwah agama islam. Pesantren tidak hanya memberikan ilmu dengan teks, namun juga melatih dan meninggikan moral, menghargai nilai kemanusian, spiritual, kebersamaan dan nilai sosial. Menjadikan santri menjadi pribadi yang yang bersih hatinya.

        Kelebihan pendidikan pesantren adalah kemampuan yang harus menciptakan sikap kehidupan yang luas dan menyeluruh yang harus diikuti oleh seluruh santri sehingga dapat menumbuhkan sikap mandiri dan tidak bergantung terhadap masyarakat. Perkembangan dan kelebihan pada pesantren juga erat kaitannya dengan sistem manajemen pendidikan yang dikembangkan oleh lembaga pesantren. Jadi, perubhan yang akan muncul pada lingkungan pesantren baik itu diluar pesantren maupun di dalam pesantren merupakan pengaruh yang besar terhadap perubahan perilaku suatu kelompok maupun wadahnya.

      Pesantren tidak hanya pmempelajari tentang keagamaan saja tetapi, juga menjadi lembaga pengembangan masyarakat agar bisa menciptakan pemimpin yang bisa diandalkan dan mendapatkan kepercayaan dari banyak orang. Dalam pesantren ada berbagai motede pengajaran yaitu :

1.Metode Sorongan. Metode ini berasal dari bahasa jawa yaitu menyodorkan, sistem pengajaran dorongan ini termasuk sistem pengajaran yang individual. Sistemya seorang santri berhadpan dengan kyai/guru, terjadilah dialog dan interaksi antar santri dan kyai/guru dan bisa mengenal antar satu dengan yang lain. Sistem iini mungkin bisa membantu sorang kyai/guru membimbing, mengawasi dan menilai kemampuan santri, apahkah santri tersebut sudah faham akan materi pelajaran tersebut atau belum.

2.Metode Bandongan/Wetonan. Metode ini berasal dari bahasa jawa juga yang artinya waktu metode ini dilakukan terhadap santri untuk menyimak dan mendengarkan kitab apa yang dijelaskan oleh kyai/guru. Biasanya sitem ini dialukan saat stelah sholat subuh seperti menerjemahkan kitab taklim, sistemnya para santri melingkari atau mengelilingi kyai/guru. Biasanya kyai/giru mnerjemahkan kitab itu dengan bahasa jawa.

3.Metode Musyawarah. metode ini mirip dengan diskusi. Biasanya sistem seperti ini langsung dipimpin oleh kyai/guru atau mungkin sanntri senior, untuk membahas persoalan yang sedang diperbincangkan sebelumnya. Sistem ini lebih lebih mendalami kepampuan perseorangan dalam menganalisis dan memecahkan suatu masalah dan persoalan dengan memberikan sumber dan mengacu pada kitab kitab yang ada. Dalam beberapa pesantren metode ini dikenal dengan nama bat'ul matsa'il.

4.Metode Hafalan sistem ini langsung dipantau oleh kyai/ustad. Biasanya santri diminta untuk menghafal suratsurat dalam Al-Qur'an atau hadist dan lain-lain. Apabila nanti waktunya tersebut sudah habis maka santri wajib menyetor kepada kyai/ustad dengan cara membaca langsung dihadapan kyai/ustadnya. Setelah menyetor hafalan santri juga diminta untuk muraja'ah dari hafalan-hafalan yang sebelumnya.

     Manajemen mutu pendidikan berbasis pesantren merupakan sebuah pengelolalaan atau manajemen yang dilakukakan secara terus menerus sesuai dengan standar yang telah ditentukan, yang berorientasi pada peningkatan kualitas pendidikan mengacu pada nilai-nilai pesantren/islami yang telah mendaya ditengah-tengah masyarakat indonesia ini. Semua fungsi-fungsi manajamen mutu pendidikan berbasis pesantren dilakukan dengan cara kerjasama tim, produktivitas dan juga kepuasan tim tersebut, sehingga lembaga tersebut mampu dikelola secara efektif dan efisien. Dengan mengedepankan asas keadilan, musyawarah dan keterbukaan dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu.

Sedangkan pendidikan bebasis pesantren terdapat tiga karakteristik yang ada didalam pendidikan berbasis pesantren:

Sebagai lembaga tradisional

Tradisionalisme pada pendidikan berbasis pesantren harus dipahami sebagai contoh tauladan yang dilakukan para ulama salaf yang masih murni dalam menjalankan agama islam agar terhindar dari hal-hal yang dilarang oleh agama.

Sebagai pendidikan keagamaan

Pendidikan berbasis pesantren didasari, digerakkan dan diarahkan oleh nilai-nilai kehidupan yang bersumber pada ajaran islam. Dengan begitu perilaku yang akan ditangkap oleh para siswa akan lebih cenderung kepada hal-hal yang positif. Jadi konsep pendidikan berbasis pesantren yaitu mempelajari ilmu-ilmu umum sebagai salah satu bentuk pengembangan wawasan warga pesantren dari orientasi ke akhiratan menjadi seimbang dengan kehidupan duniawi, penyelenggaraan pendidikan formal, yaitu madrasah dan sekolah umum, hidup dalam satu atap pesantren.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun