Di bawah website-nya, ada callcenter 135. Saya hubungi dong.
Hanya, jawabannya normatif. Petugasnya bilang ga punya nomor telepon pengelola SPBU tersebut. Meminta saya untuk menunggu untuk dilanjutkan keluhannya.
Hanya, obrolan terputus. Durasi telepon 5 menit, 4 detik. Saya cek pulsa, sisa Rp 970 dari 7.900. Alias, telepon ga guna itu memakan pulsa saya hingga Rp 6.930!
Apes dah.
Kirain gratis. Ternyata, telepon callcenter Pertamina kena pulsa.
Pantas, perusahaan besar ini rugi terus dibanding negara tetangga yang untung besar. Manajemennya buruk.
Masyarakat mau hubungi aja wajib bayar. Harusnya, callcenter itu bebas pulsa.
Begini nih perusahaan milik negara kalo dijalankan orang yang ga kompeten. Padahal, Petronas milik Malaysia yang usianya jauh lebih muda, untung besar.
Indonesia Emas?
Cemas, kali... Hahaha!
Hampir setengah jam terjebak di toilet membuat saya kesal. Mau keluar, jelas ga bisa karena usai bab belum dibilas.