Sambalnya? Top level. Alias pedas banget.
Saya memang penikmat pedas. Makan apa pun kalo ga pedas, terasa kurang.
Meski itu santapan mewah dan mahal di restoran ternama, tapi kalo ga ada sambal ya hambar. Mending makan di pinggir jalan atau warung emperan seperti seblak yang cukup Rp 15.000 sudah melimpah.
Usai mengantar pesanan di daerah Setiabudi, saya melipir ke SPBU Rasuna Said. Suasana masih ramai meski sudah larut.
Mungkin efek Jumat, hari terakhir kerja yang besoknya libur Sabtu dan Minggu.
Toiletnya ada dua. Pria dan wanita.
Yang pria dipisah untuk buang air besar (bab) dan buang air kecil atau pipis.
Bab berisi dua bilik kamar dengan pilihan jongkok dan duduk. Untuk pipis ada tiga urinoar.
Kondisi sepi. Tancap gas.
Saya pun masuk ke toilet jongkok di ujung. Cek keran, airnya nyala. Oke.
Ga lama berselang, di sebelah ada yang masuk. Tapi, kok heboh.