* Â Â Â * Â Â Â *
DALAM beberapa hari terakhir, Kabupaten Pati, khususnya Kecamatan Sukolilo jadi sorotan masyarakat. Itu terkait pengeroyokan warga kepada pengusaha rental yang mengakibatkan meninggal.
Kronologis yang saya baca di berbagai media, pengusaha rental dan beberapa kawannya hendak mengambil mobil yang digelapkan penyewa di Desa Sumbersuko, Sukolilo, Jumat (7/6). Apa daya, mereka justru disangka maling oleh warga hingga berujung penganiayaan.
Saya sudah melihat video yang beredar di media sosial (medsos). Itu biadab sih. Orang yang sudah terkapar masih dihujani pukulan dan batu.
Mungkin, iblis pun sungkem kepada para warga yang melakukan penganiyaan tersebut.
Sumpah, saya merinding lihat videonya.
Tak heran jika Sukolilo dan Pati pun dicap sebagai daerah penadah kendaraan curian. Stigma negatif ini bukan hanya dari satu atau dua orang saja.
Melainkan berdasarkan banyak pengakuan warga yang mengungkapkan kekesalannya di medsos. Bahkan, Pati (dan Sukolilo) di-blacklist sebagai kawasan rawan bersanding dengan Lampung, Palembang, Madura, dan Medan.
Di sisi lain, saya juga simpati kepada warga yang tinggal di kawasan yang dapat label negatif itu. Sebab, tidak semua penduduk di sana terlibat.
Sekali lagi, tidak semuanya terlibat.
Misal, (Pulau) Madura yang kerap dijuluki North Mexico akibat maraknya pencurian kendaraan atau menyerobot tanah orang. Jujur, ini bikin risih. Secara banyak orang dari Madura yang saya kenal, baik-baik saja. Malah, sangat ramah dan suka membantu sesama.