Sebagai sesama penggemar bulu tangkis, situasi ini memang miris. Sebab, biasanya atlet kita bak raja di rumah sendiri pada Indonesia Open.
Terbukti dari berbagai gelar yang diraih lewat lima sektor. Bahkan, sukses sapu bersih pada 1983, 1996, 1997, dan 2001.
Kali terakhir wakil Merah-Putih meraih lebih dari satu gelar pada Indonesia Open 2018. Itu berkat Kevin/Marcus di ganda putra dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran).
Meski kurang memuaskan di Indonesia Open, sejatinya wakil Merah-Putih cukup bagus sepanjang turnamen tahun ini. Itu dibuktikan dengan dua gelar All England 2024 melalui Jonatan Christie pada tunggal putra dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ganda putra).
Begitu juga pada nomor beregu. Tim Indonesia jadi runner-up Thomas Cup 2024 dan Uber Cup 2024.
Untuk beregu putra, final tahun ini merupakan yang ketiga beruntun setelah 2022 dan 2020 (juara). Sementara, tim wanita kembali ke final Uber Cup sejak 2008 silam.
Terlepas dari hasil minor di Indonesia Open 2024, saya berharap PBSI segera melakukan evaluasi. Maklum, Olimpiade 2024 berlangsung sebulan lagi, tepatnya untuk cabang bulu tangkis pada 27 Juli hingga 5 Agustus mendatang.
Jangan sampai tradisi emas Indonesia terputus di Paris. Cukup luka di London pada 2012 silam saja kita gagal sejak kali perdana bulu tangkis dipertandingkan di Olimpiade pada 1992.
Ayo Indonesia, bangkit!
* Â Â Â * Â Â Â *
-Â Jakarta, 9 Juni 2024