"Mungkin efek cuma ada satu wakil Indonesia di semifinal, kali ya."
"Iya, ya. Berasa banget, Istora lenggang."
Demikian percakapan saya dengan penumpang salah satu aplikasi ojek online (ojol), kemarin. Menurutnya, sebagai BL (Badminton Lovers) sejak awal 2000-an, Indonesia Open edisi ini yang paling sepi.
Saya hanya mengangguk. Ga mengiyakan, secara saya tidak ikut nonton langsung di Istora.
Datang ke kawasan GBK sekadar cari penumpang aja. Baik itu setiap ada event musik atau olahraga.
Namun, saya perhatikan sejak hari pertama Indonesia Open 2024, Selasa (4/6) memang tidak terlalu ramai.
Apalagi, jika dibandingkan sebelum pandemi. Indonesia Open selalu diserbu BL tidak hanya dari kawasan Jabodetabek dan daerah saja, melainkan negara tetangga.
Maklum, statusnya sebagai "The Holy Trinity" BWF World Tour Level 1000 bersanding dengan All England dan China Open.
The Old King: All England kali pertama diselenggarakan pada 1899
The King: Indonesia Open (1982)
The Prince: China Open (1986)