Termasuk, di samping Gedung MPR/DPR. Jika Anda dari arah Pejompongan Raya menuju Slipi, pasti nemuin Pak Ogah.
Anehnya, di dekatnya sering ada motor atau mobil polisi. Namun, ya gitu deh.
Bahkan, yang teranyar di media sosial dengan Pak Ogah memberi akses ilegal sepeda motor lewat trotoar dengan dimintain uang! Ini tiap hari saya amati jika mengantarkan penumpang ke Stasiun Palmerah.
Padahal, di dekatnya ada petugas, tapi seperti tak terlihat. Apalagi, ketika tahu, di sampingnya merupakan Markas Wakil Rakyat.
Anehnya, para anggota MPR, DPR, DPD, hingga polisi seperti bergeming. Apa ga malu mereka melihat situasi seperti itu tiap harinya.
Kadang, saya juga suka mengernyitkan dahi dengan keberadaan Pak Ogah yang seakan dibiarkan. Misalnya, di Jalan Rasuna Said yang banyak putaran balik.
Pak Ogah jadi biang kemacetan di sana. Ada satu waktu, mereka absen karena kehadiran polisi yang menjaga.
Namun, adakalanya kompak. Polisi di samping mengatur kendaraan yang berputar, sementara Pak Ogah di sisi lainnya ikut juga mengatur.
Aneh euy. Padahal, sepanjang jalan tersebut berderet kantor kementerian dan kedutaan besar. Sumpah, ibarat kangouw, pemandangan ini benar-benar bisa jadi bahan tertawaan dunia.
Namun, aparat seperti cuek dengan keberadaan Pak Ogah yang sangat mengganggu.
Yang saya maksud adalah pihak kepolisian.