*Beberapa kementerian dipecah dari sebelumnya
* Â Â Â * Â Â Â *
GELAS berisi wedang jahe tandas diteguk Prabowo. Usai mengelap tangannya yang berminyak bekas cemilan, putra dari begawan ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo ini pun bersuara.
"Ada lagi, kakak wartawati?"
"Cukup, pak. Kalo saya kebanyakan nanya, nanti yang lain ga kebagian."
"Padahal, satu lagi dapat sepeda."
"Ha... Ha... Ha..."
Suasana kembali riuh. Memang, sesi tanya jawab ini terkesan santai.
Prabowo juga memaklumi mengingat para jurnalis sudah bekerja dari pagi. Alhasil, dia pun menimpali dengan guyon agar suasana tidak kaku.
"Ini langsung saya jawab ya. Pertama, PDIP memang bukan bagian dari Koalisi Indonesia Maju. Namun, memiliki banyak kader yang bisa berkontribusi untuk negara. Termasuk, pak Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama yang sudah kita kenal sejak memimpin Jakarta. Saya kagum dengan karakter beliau yang tegas. Tanpa tedeng aling-aling. Makanya, saya izin ke bu Mega untuk memasukkan empat kader PDIP dalam kabinet ini.
Dua, jadi bagian pemerintahan dan oposisi itu sama-sama terhormat. Dalam ranah demokrasi, keduanya membentuk simbol Yin dan Yang. Mereka yang tidak ikut Koalisi Indonesia Maju bisa jadi oposisi meski ada menterinya di kabinet. Ini kan bagian dari check and balance. Saya bukan orang yang antikritik. Jika dalam pemerintahan dirasa kurang beres, siapa pun berhak mengkritisi. Baik itu partai politik, media, hingga masyarakat.