Padahal, jadwalnya padat. Setelah pulang dari Gedung MPR/DPR, Prabowo langsung menuju Stasiun Gambir. Tepatnya, untuk mengantar tiga presiden sebelumnya yang akan menggunakan Kereta Api.
Ya, Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri berangkat ke Blitar untuk ziarah ke makam ayahnya, Presiden RI Pertama Soekarno. Lalu, Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menuju Pacitan. Pun demikian dengan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) yang kembali ke Solo.
Ketiganya kompak, dalam konferensi pers, menyatakan bakal cuci baskom. Alias, dalam dunia persilatan disebut pensiun.
Mega menyerahkan kepemimpinan PDI Perjuangan kepada Puan Maharani. SBY menegaskan, mulai saat ini tidak lagi ikut campur terkait Partai Demokrat.
Sementara, Jokowi yang memang bukan pemilik partai mengungkapkan bakal menikmati hidup sebagai rakyat biasa usai 10 tahun memimpin. Sekaligus, menemani cucu-cucunya yang selama ini jarang ditemui.
Prabowo juga menegaskan sejak hari ini bukan sebagai ketua umum Gerindra. Dia ingin fokus sebagai presiden.
Itu mengapa, Prabowo meminta Sufmi Dasco Ahmad untuk sementara memimpin partai. Hingga, beberapa pekan ke depan pemilihan resmi siapa yang akan jadi Ketua Umum Gerindra.
"Terima kasih untuk rekan-rekan jurnalis yang sudah capek mengikuti kegiatan dari Kompleks Parlemen, Stasiun Gambir, dan kini Istana Negara. Kalo ada pertanyaan, silakan," ujar Prabowo, tersenyum sambil menyeka keringat sebesar biji jagung di wajah hingga lehernya.
Usia memang tidak bisa bohong. Prabowo tampak kelelahan usai acara yang berlangsung maraton sejak pagi.
Namun, semangatnya memang tidak pernah pudar. Sebagai pemimpin, Prabowo menegaskan tekadnya untuk memajukan Indonesia.
"Saya dari media yang bermarkas di Palmerah, ingin bertanya terkait jabatan triumvirat. Apa alasan mendasar Anda terkait keberadaan tiga menteri tersebut yang dua di antaranya sempat jadi rival."