Misalnya, dibandingkan dengan Menara BNI 46 di Sudirman yang memang sejak saya masih kanak-kanak hingga beberapa teman sudah punya anak, memang sangat ikonik.
Naik ke lantai XX, saya diarahkan petugas ke lobo suatu perusahaan. Yupz, meski nama gedungnya Menara Kadin Indonesia, tapi juga disewakan ke berbagai perusahaan.
Baik BUMN, BUMD, atau mungkin swasta. Entahlah, nama perusahaannya banyak, saya ga ada kepentingan buat hafalin.
Btw, terkait Kadin, saya jadi ingat satu hal. Yaitu, tentang rivalitas dua dari tiga tim pemenangan capres 2024 dipimpin ketuanya.
Yaitu, Arsjad Rasjid yang memimpin Kadin periode 2021-2025. Namun, sejak September lalu cuti karena jadi Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo sebagai presiden 2024.
Selanjutnya, Rosan Roeslani yang menakhodai Kadin 2015-2021. Kebetulan, saya pernah menyambangi kantornya di kawasan Adityawarman, Jakarta Selatan, pada 2013 silam.
Ya, saat itu, Rosan bersama Erick Thohir dan Handy Soetedjo, baru mengakuisisi FC Internazionale dari Massimo Moratti. Sebagai Juventini alias fan Juventus, tentu saya bangga ada warga Indonesia yang jadi pemilik klub raksasa Italia.
Maklum, tiga tahun sebelumnya, Inter sukses merajai Eropa berkat "Treble Winners" yang dilatih Jose Mourinho.
Kembali ke Rosan, sekarang jadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Jadi, blantika politik menuju 2024 ini sangat menarik.
Sebab, jadi ajang adu strategi antarketua Kadin: Arsjad versus Roslan.
Junior kontra senior di Kadin.