Hegel menegaskan bahwa yang nyata adalah yang rasional, sehingga didapat kesimpulan bahwa yang rasional adalah nyata. Ini relevan dengan ajaran Kant tentang noumenon, dimana secara empiris ia tidak dapat dicapai, namun melalui pengetahuan deduktif noumenon itu dapat ternyatakan. Mungkin kita pernah mendengar istilah kesadaran virtual, yakni kesadaran yang tetap ada walaupun tidak secara aktif dirasakan dan dialami oleh subjek. Dalam hal ini, yang nyata yang dimaksudkan oleh Hegel adalah yang dapat teridentifikasi oleh rasio. Yang nyata bagi hegel tidaklah sama dengan realisme naif ataupun kenyataan dalam pemahaman kaum empirisis.
Â
Refferensi
Copleston, Frederick. 1968. A History of Pholosophy. London: Burns and Oates Limited.
Hadiwijono, Harun. 1980. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta:Kanisius
Russell, Bertrand. 2007. Sejarah Filsafat Barat. Terjemahan Sigit Jatmiko dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H