Mohon tunggu...
Rodiah
Rodiah Mohon Tunggu... Guru - Guru

SAYA ADALAH GURU GEOGRAFI DI SEKOLA SMAN 18 BEKASI, MINTA SAYA MEMBACA, MENULIS DAN ILMU LAINNYA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dalam Peningkatan Motivasi, Partisipasi Belajar Siswa Serta Kreativitas di SMA Negeri 18 Bekasi

12 Desember 2022   13:39 Diperbarui: 12 Desember 2022   14:16 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

JUDUL : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Peningkatan Motivasi, Partisipasi Belajar Siswa Serta Kreativitas di SMA Negeri 18 Bekasi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pelajaran geografi merupakan rumpun pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Selama ini ada semacam anggapan bahwa belajar IPS termasuk geografi identik dengan hapalan, sehingga membosankan bagi siswa, apalagi dewasa ini siswa hanya menganggap bahwa mata pelajaran rumpun IPS kurang penting dibandingkan dengan rumpun IPA. Hal ini menyebabkan motivasi untuk belajarpun menjadi rendah.

Situasi diatas membuat seorang guru seringkali tidak bersemangat mengajar karena melihat anak didiknya tidak mau belajar dan ternyata masalahnya adalah anak didik tidak memiliki motivasi atau daya penggerak dalam belajar. Menghadapi situasi yang demikian, guru yang propesional harus menyadari bahwa semangat dan gairah belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh anak didik itu sendiri, akan tetapi dirinya juga harus ikut berperan sebagai motivator.

Sehubungan dengan hal tersebut seorang guru dituntut untuk menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi, sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa, mengaktifkan siswa dengan guru, mendorong berkembangnya kemampuan baru, yang ada akhirnya siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Hal ini seiring dengan pergeseran paradigma pendidikan yang berubah dari pola  teaching (mengajar) ke learning (belajar).

Oleh karena itu seorang guru sebagai pendidik perlu memiliki berbagai metodologi mengajar, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung  pada cara/mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak  maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik maupun gaya hidupnya

Rendahnya motivasi dan partisifasi belajar dirasakan di SMA negeri 18 Bekasi. Hal ini terlihat ketika guru menjelaskan materi pelajaran, tampak siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hal ini terlihat dari indikasi adanya beberapa orang siswa yang tidak serius sewaktu mendengarkan penjelasan guru seperti membuat tulisan-tulisan yang tidak berkaitan dengan materi pelajaran, berbisik-bisik dengan temannya atau bahkan kelihatan mengantuk. Perilaku tersebut tentunya berakibat pada rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Geografi, sehingga prestasinyapun menjadi rendah.

Kondisi tersebut salah satunya mungkin disebabkan oleh metode  mengajar yang digunakan oleh guru, atau kurangnya media pembelajaran dan kurangnya guru dalam mengembangkan bahan pembelajaran. Guru hanya menggunakan metode ceramah, dengan diselingi tanya jawab yang minim, sehingga hal ini membuat siswa cepat bosan dan kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Kondisi demikian akan teratasi manakala guru berupaya untuk menentukan solusinya, yaitu mengganti model pembelajaran yang selama ini sering di gunakan.

Salah satu model pembelajaran yang dipandang mampu mengatasi permasalahan belajar siswa di atas adalah model pembelajaran kelompok dengan strategi pembelajaran kooperatif ( cooperative learning ). Model pembelajaran ini berangkat dari dasar pemikiran “getting better together” yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran kelompok yang akhir-akhir inipe dianjurkan oleh para ahli. Menurut Slavin dalam Sanjaya (2006) mengemukakan dua alasan tentang pembelajaran kooperatif, pertama beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi siswa sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dengan demikian pembelajaran kooperatif  memiliki dampak yang positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya, karena dapat meningkatkan motivasi, hasil belajar dan penyimpanan materi pelajaran yang lebih lama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun