Kau yang hantu
Kaum hantu yang tidak terlahir dari hantu
Pada cakar-cakar malam yang gelap
Kau menghantui diri di relung ketelanjangan
Sembari menyaksikan dirimu hantuÂ
Telanjang bulat pada titik diri luka-luka
Terbuka penuh nanah, menyeramkan, menggelikanÂ
Kau yang Hantu
Senyum dan tawa kau gambarkan pada wajah
Menutupi taring tajam penuh sisa darah
Setelah bebangkai aib sesama kau nikmatiÂ
Memuaskan jiwamu yang haus nista dan cela
Pendosa terkutuk yang mengakui diri malaikat
Setelah sesekali mengunjungi GerejaÂ
Kau yang hantu
Pada bait-bait hari penuh dosa
Kekata dekil kau rapal penuh lelucon
Menyulam tawa sinis perihal sesama
Sedang kau cacat moral cacat naral
Melupa aib diri yang jadi gonjang-ganjing
Pada orang-orang yang tak peduli...Â
Kau memang Hantu
Dalam perut lapar pujian haus perhatian
Sisa darah kotor tolol mu kau jilati
Mengajak sesama ikut menjilatiÂ
Merayakan puncak kecacatan paradigmaÂ
Keangkuhan yang terawat dalam ketololan
Hingga lupa, kau sesungguhnya Manusia...Â
***
Kary
a : JenarioMarauw, 14 Juli 2024Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H