Ingin rasanya aku menepuk bahunya untuk menyatakan ‘aku turut merasakannya’
Â
Tapi aku tak benar-benar merasakannya, maka aku urungkan niatku
Ingin rasanya aku menampar masa laluku
Aku hanya berdiri menatapnya dari kejauhan hingga ia mendekat ke tepian
Dan membiarkan cemoohan terhadapnya jadi makanan telingaku sehari-hari
Tanpa diriku bergeming, sekedar menatap sinis pun tidak
Â
Dan sekarang ketika aku merasakan sedikit perasaannya selama ini
Aku tak tahu harus menyapanya bagaimana
Maafkan aku yang tak tahu cara berdiri untukmu
Biarkan aku tenggelam bersama kesendirianmu, agar kau tahu kau tidak sendiri
Agar yang tidak kau tahu, menua bersamamu.