Penerapan kurikulum yang berubah tentunya membawa perubahan pada pola pengajaran yang disampaikan guru sesuai dengan tuntutan kurikulum yang ada. Hal ini jelas memberikan pengaruh pada kualitas dan dedikasi guru dalam mengajar.
Guru harus mempelajari kurikulum dengan baik sebelum menerapkan sistemnya kepada siswanya. Guru harus menyesuaikan pola pengajarannya dengan program dan target kurikulum yang tentunya memiliki perbedaan antara kurikulum satu dengan yang lain.
3. Kebijakan administrasi yang rumit
Guru memiliki beban kebijakan administrasi yang banyak dan rumit terkait dengan pelaksanaan pengajaran itu sendiri sebagai guru kelas atau guru mata pelajaran, administrasi sekolah, dan juga sertifikasi. Semua ini tentunya menguras perhatian dan waktu.
Bahkan sejak penerapan Kurikulum Merdeka, beban administrasi guru semakin bertambah terkait dengan penggunaan aplikasi. Beban administrasi yang menumpuk ini secara nyata memalingkan guru pada tugas utamanya untuk mengajar dan mendidik. Bahkan, sebagian besar waktunya terfokuskan untuk menyelesaikan beban administrasi ini.
4. Lemahnya perlindungan kepada guru
Saat ini, guru mendapatkan perlindungan yang sangat lemah dari pemerintah. Buktinya adalah banyaknya kasus guru yang dilaporkan oleh orang tua. Baik karena orang tua tak terima anaknya ditegur, tak terima anaknya dihukum di sekolah, atau tak terima dengan perlakuan keras guru kepada anaknya selama di sekolah. Sebagian guru bahkan menjadi korban kekerasan orang tua.
Mirisnya, tak hanya dilaporkan ke pihak berwajib, guru tak memiliki kekuatan hukum untuk melawan orang tua yang melaporkan ini. Demi menjaga nama baik sekolah, tak jarang gurulah yang dikorbankan dengan dipecat atas kasus pelaporan ini. Guru seakan tak punya bargaining position saat ada pengajuan kasus seperti ini. Menjadi pihak yang lemah dan tak bisa melawan.
5. Anak didik dengan kualitas yang menurun
Tantangan eksternal yang dihadapi guru adalah kualitas anak didik yang semakin hari semakin menurun. Hal ini juga terkait dengan penerapan kurikulum pendidikan yang mengantarkan pada menurunnya kualitas anak didik. Guru harus memikirkan segala cara demi membuat anak didiknya mencapai target kurikulum atau target nilai capaian yang memalingkan pada target pendidikan itu sendiri.
Kondisi kehidupan saat ini juga mengantarkan anak didik untuk mengalami krisis moral. Gaya hidup bebas serta perkembangan dunia digital sangat mempengaruhi anak didik dalam proses pengajaran mereka. Nilai penghormatan dan memuliakan guru sudah semakin terkikis di benak anak didik.