Kembali berkaca kepada Putrajaya, pemindahan pusat pemerintahan bukan berarti memindahkan seluruh aktivitas perniagaan, bisnis, bahkan ekonomi ke daerah baru. Melainkan hanya berfokus pada urusan pemerintahan saja. Putrajaya tidak menjadi pusat bisnis, demikian juga ibukota Indonesia baru nanti. Jakarta akan tetap menjadi daya Tarik dengan Monas sebagai ikonnya, sama seperti Kuala Lumpur dengan Menara Petronasnya.
Â
Putrajaya saat ini bahkan menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Malaysia, padahal kota ini baru dibangun pada tahun 1995. Komplek pemerintahan Putrajaya yang dikenal Putrajaya International Convention Centre menjadi daya tarik Beserta dengan Masjid Pink. Diharapkan hal ini juga terjadi pada Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara kelak.
Â
Terlepas dari harapan positif tersebut, terdapat pula kekhawatiran terutama dari sektor lingkungan hidup. Daerah Kalimantan Timur merupakan Kawasan hutan "Paru-Paru Dunia" dan terdapat Kawasan konservasi satwa langka seperti Orang Utan. Memang untuk Kawasan ibukota dikatakan akan dibangun pada area hutan produksi atau di luar kegiatan kehutanan.Â
Namun demikian, wilayah di sekitar tentu akan berdampak. Yang dikhawatirkan, justru munculnya kebakaran-kebakaran hutan yang berujung pada pembukaan lahan oleh penduduk maupun swasta. Bagaimanapun, keberadaan ibukota baru merupakan magnet alami bagi munculnya usaha.
Â
Â
Disamping itu juga kemungkinan munculnya dampak sosial. Jakarta sudah sejak lama menjadi ibukota yang multikultural, banyak budaya yang berdatangan ke Jakarta sejak masih bernama Batavia. Kalimantan Timur meskipun sudah sejak lama menerima pendatang dari berbagai daerah (terutama saat era transmigrasi), akan kedatangan lebih banyak lagi penduduk baru. Hal ini bisa menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Kalimantan Timur untuk berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H