Mohon tunggu...
Rochim
Rochim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance journalist.

Hobi naik gunung.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film: La Luna (2023)

10 Desember 2023   22:48 Diperbarui: 11 Desember 2023   01:42 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh dok. Clover Films/IMDb

Foto oleh dok. Clover Films/IMDb
Foto oleh dok. Clover Films/IMDb
Meskipun tidak menghadirkan visual yang mencolok atau sinematografi mewah, La Luna berhasil menghadirkan keaslian lanskap kampung yang membangkitkan rasa keterikatan dengan Indonesia. Sebagian besar cerita berlangsung di sekitar toko La Luna, masjid, dan jalanan Kampung Bras Basah, tetapi keindahan lanskap pedesaan tersebut sudah cukup membuat penonton merasa seperti berada di kampung halaman.

Film ini juga memilih untuk tidak mengandalkan musik yang mencolok atau skor dramatis, sesuai dengan nuansa kampung yang tenang dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan.

La Luna berhasil mengakhiri ceritanya dengan memuaskan, mengatasi keraguan penonton terhadap kemungkinan kesulitan dalam menutup cerita, terutama menjelang sepertiga terakhir film.

Setelah menyentuh sejumlah isu konservatif, La Luna berpotensi terjebak dalam menggurui penonton dengan menawarkan nilai-nilai baru yang terlalu mendalam di masyarakat. Namun, beruntungnya, M. Raihan Halim, sang penulis dan sutradara, mampu menyelesaikan cerita dengan bijak. Film ini mengakhiri perjalanannya dengan hangat, memberikan penyelesaian yang memuaskan bagi setiap karakter tanpa jatuh ke dalam kedalaman moralitas yang berlebihan.

Foto oleh dok. Clover Films/IMDb
Foto oleh dok. Clover Films/IMDb
La Luna juga berhasil menyampaikan pesan agama yang sesuai dengan zaman sekarang, yaitu bahwa nilai-nilai agama dapat dihayati tanpa merugikan orang lain. Film ini menekankan bahwa masyarakat masih bisa memegang teguh nilai-nilai keagamaan tanpa harus takut terhadap perubahan zaman.

Penting untuk dicatat bahwa moralitas seseorang terhadap suatu hal dapat bervariasi, dan persepsi individu terhadap inti pesan La Luna mungkin beragam. Ini membuat film ini berpotensi memancing berbagai reaksi dari penonton, terutama yang mungkin tidak setuju dengan kesimpulan yang diusung oleh La Luna.

Namun, satu hal yang patut diakui bersama adalah keberhasilan La Luna dalam menghadirkan tawa melalui komedi yang tajam dan kehangatan hati melalui kisah warga Kampung Bras Basah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun