A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah hal mutlak yang harus dipenuhi dalam upaya mengembangkan berbagai aspek kehidupan meliputi perkembangan pribadi, sosial dan karir. Namun kenyataan menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah. Sering kali muncul permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan tugas-tugas perkembangan peserta didik di sekolah, diantaranya adalah masalah yang berkaitan dengan rasa percaya diri.
Pada dasarnya setiap individu diciptakan dengan memiliki rasa percaya diri. Namun setiap individu memiliki tingkat rasa percaya diri yang berbeda, antara yang satu dengan yang lain. Ada yang memiliki rasa percaya diri rendah ada juga yang memiliki rasa percaya diri tinggi, sehingga keduanya dapat menampakkan perbedaan tingkah laku. Tidak semua individu diciptakan dengan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Rasa percaya diri memang sangat diperlukan dalam menjalani kegiatan termasuk kegiatan dalam proses pembelajaran di Sekolah. Banyak remaja yang menganggap kepercayaan diri adalah hal yang tidak bisa dipelajari, mereka menganggap kepercayaan diri berasal dari takdir, sehingga membuat mereka enggan untuk berusaha mengembangkan rasa percaya dirinya.
Setiap individu dapat mengembangkan atau meningkatkan rasa percaya dirinya, dengan mengasah kemampuan yang dimiliki melalui kegiatan-kegiatan sosial karena kepercayaan diri dapat berkembang dengan seiring berjalannya waktu. Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang penting dalam masa perkembangan remaja (Walgito, 2000).Â
Percaya diri adalah suatu perasaan dan keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki untuk dapat meraih kesuksesan dengan berpijak pada usahanya sendiri dan mengembangkan penilaian yang positif bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya sehingga, seseorang dapat tampil dengan penuh keyakinan dan mampu menghadapi segala sesuatu dengan tenang (Angelis, 2003; McClelland (dalam Luxori, 2005). Kepercayaan diri berperan dalam memberikan sumbangan yang bermakna dalam proses kehidupan seseorang. Kepercayaan diri merupakan salah satu modal utama kesuksesan untuk menjalani hidup dengan penuh optimisme dan kunci kehidupan berhasil dan bahagia (Leman, 2000; Taylor, 2009) dalam Fitri,2018).
Menumbuhkan rasa percaya diri adalah hal yang tidak mudah namun sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan membangun rasa percaya diri dalam satu bidang kehidupan, maka hal itu akan menyebar ke semua aspek dalam hidup kita. Terkadang rasa percaya diri bisa muncul secara berlebihan sehingga mengarah pada kesombongan.Â
Mereka yang merasa rendah diri biasanya berpura-pura memiliki rasa percaya diri yang kuat. Semakin merasa minder, semakin ia tampil dengan rasa percaya diri yang semu. Kurangnya kecerdasan sosial itu membuatnya menjadi orang yang arogan.
Mengingat betapa pentingnya rasa percaya diri, maka setiap tempat dan suasana perlu dibangun secara optimal dan positif. Bagi orang tua dan pendidik diharapkan wajib membantu perkembangan rasa percaya diri pada anak dan saling menyadari bahwa dengan memiliki rasa percaya diri yang positif pada diri anak akan membawa keuntungan di berbagai pihak.
Dalam menumbuhkan rasa percaya diri perlu adanya dorongan, baik dari diri sendiri maupun dari lingkungan sekitar. Individu yang memliki rasa percaya diri yang rendah dapat melatih dirinya dengan meningkatkan hubungan sosialnya yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sosial. Kegiatan sosial dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu seperti kegiatan-kegiatan ekstra maupun intro yang ada di Sekolah.
Kegiatan yang ada di sekolah sebagai wadah peserta didik dalam menumbuhkan atau meningkatkan rasa percaya dirinya melalui bakat yang yang dimiliki. Selain kegiatan-kegiatan yang ada, sekolah juga memberikan fasilitas pelayanan seperti layanan bimbingan dan konseling. Melalui  layanan bimbingan dan konseling peserta didik mendapatkan hak untuk menerima layanan seperti bimbingan kelompok, konseling kelompok maupun individu. Dalam hal ini peserta didik dapat mengembangkan atau menumbuhkan rasa percaya dirinya melalui kegiatan kelompok, seperti bimbingan kelompok.
B. Kajian Teori
1. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok
Setiap kegiatan yang dilakukan individu memiliki tujuan, kegiatan dapat dikatakan berhasil apabila tujuan dalam kegiatan tersebut dapat tercapai. Sehingga tujuan memiliki peran penting dalam suatu kegiatan, karena tujuan dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu kegiatan. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa kegiatan individu maupun kegiatan kelompok.
Tujuan umum layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialaisasi peserta didik, khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan (Prayitno, 2004: 2).
Bimbingan kelompok adalah bukan suatu himpunan seseorang yang karena satu dan lain mempunyai alasan untuk bergabung, melainkan suatu perkumpulan yang berinteraksi dan kerjasama mencapai tujuan yang diinginkan serta mengembangkan atau meningkatkan kemampuan sosialisasi antar individu.
2. Manfaat Layanan Bimbingan Kelompok
Setiap kegiatan atau kejadian yang telah dilakukan oleh individu mempunyai manfaat, baik manfaat secara teoretis maupun praktis. Semua manfaat disesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok.Winkel dan Hastuti (2004: 565), menyatakan bahwa: Manfaat bimbingan kelompok yaitu bermanfaat dalam mendapat kesempatan untuk berkontak dengan banyak peserta didik, memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peserta didik peserta didik dapat menyadari tantangan yang akan dihadapi, peserta didik dapat menerima dirinya setelah menyadari bahwa teman-temannya sering menghadapi persoalan, kesulitan dan tantangan yang kerap kali sama, dan lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri bila berada dalam kelompok, diberikan kesempatan untuk mendiskusikan sesuatu bersama, lebih bersedia menerima suatu pandangan atau pendapat bila dikemukakan oleh seorang teman daripada yang dikemukakan oleh konselor".
Diberikannya layanan bimbingan kelompok terhadap peserta didik, dapat memberikan peran terhadap proses sosialisasi antar peserta didik. Peserta didik dapat mengetahui dan memahami ketika menghadapi suatu masalah atau kesulitan, dengan mengikuti kegiatan bimbingan kelompok peserta didik dapat mengungkapkan dalam kelompoknya tentang masalah atau kesulitan yang dihadapi, dalam kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan cara kerjasama.
3. Asas-Asas Layanan Bimbingan Kelompok
Asas atau  peraturan sangat penting dalam meningkatkan kualitas dan keberhasilan dalam  kelompok, sekumpulan individu yang terbentuk dalam suatu kelompok, selalu terikat atau tidak terlepas dari sebuah aturan atau asas. Adanya peraturan atau asas dalam suatu kelompok sangat membantu dalam mengembangkan kualitas kelompok serta mempererat hubungan antar anggota dalam kelompok tersebut.
Dengan adanya asas atau aturan dalam suatu kelompok akan lebih mempermudah pemimpin kelompok dalam memimpin kelompoknya agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam hal ini bimbingan kelompok juga memiliki beberapa asas yang harus diperhatikan oleh anggota kelompok, menurut Prayitno (2005: 179), terdapat empat asas bimbingan kelompok, yaitu: 1) Asas Kerahasiaan; 2) Asas Keterbukaan; 3) Asas Kesukarelaan; 4) Asas Kenormatifan.
4.Tahap-tahap Layanan Bimbingan Kelompok
Tujuan atau harapan dalam suatu kegiatan akan lebih mudah tercapai apabila dilakukan sesuai dengan tahapan yang telah ditetapkan, setiap kegiatan memiliki tahapan yang berbeda-beda agar lebih sistematik dan tertuju pada harapan atau tujuan yang di inginkan sehingga adanya tahapan dalam suatu kegiatan juga memiliki peran penting. Pentingnya tahapan dalam suatu kegiatan atau tindakan karena dapat membantu jalannya suatu kegiatan atau tindakan. Sehingga dalam penelitian ini juga ada tahap-tahapnya .
Nurihsan (2005: 19), menyatakan bahwa penyelenggaraan bimbingan kelompok memerlukan beberapa persiapan dan praktik pelaksanaan kegiatan yang memadai, dari langkah awal sampai dengan evaluasi dan tindak lanjut dalam pelaksanaanya yaitu meliputi:
Langkah awal
Perencanaan Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan Tahap-tahap Kegiatan
Tahap Pembentukan
Tahap Peralihan
Tahap Kegiatan
Tahap pengakhiran
Dalam bimbingan kelompok terdapat empat tahap yaitu tahap pembentukan, peralihan, kegiatan, dan pengakhiran. Tahap-tahap ini merupakan suatu kesatuan dalam seluruh kegiatan bimbingan kelompok. Dengan adanya tahapan akan lebih mempermudah dalam mencapai tujuan , pada tahap pengakhiran merupakan penilaian dan tindak lanjut.
C. Metode Penelitian
Penelitian tindakan (action research), yaitu salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prakteknya, penelitian tindakan menggabungkan tindakan bermakna dengan prosedur penelitian. Ini adalah suatu upaya memecahkan masalah sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. Pihak yang terlibat (guru BK dan  kepala sekolah) mencoba dengan sadar merumuskan suatu tindakan yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk memahami tingkat keberhasilanya.
Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Hidayat dan Badrujaman (2012: 156), penelitian tindakan pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan suatu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh sebab itu penegertian siklus pada kesempatan ini adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini antara lain: observasi, catatan lapangan, wawancara, uji kredibilitas trianggulasi, dan dokumentasi yang terkait dengan penerapan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Langkah-langkah dalam penelitian ini yaitu penulis mengawali dengan mengadakan analisis situasi untuk mengetahui permasalahan yang ada pada peserta didik sehubungan dengan rasa percaya diri. Setelah diketahui permasalahan yang ada, guru BK melakukan perencanaan tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut, kemudian ditindaklanjuti dalam pelaksanaan penelitian, selama pelaksanaan penelitian guru BK melakukan pengamatan atau observasi kemudian mencatat hasil pengamatan dalam catatan lapangan dan mengumpulkan data-data dari dokumen-dokumen sekolah yang dapat mendukung penelitian tindakan. Apabila hasil yang diperoleh belum memenuhi harapan dari yang telah ditetapkan maka dilakukan tindakan dalam siklus berikutnya.
D. Hasil Dan Pembahasan.
- Siklus I
- Perencanaan
- Sebelum melakukan tindakan langkah awal adalah merencanakan tindakan yang akan dilakukan agar dapat berjalan secara sistematik dan lebih mudah mencapai tujuan yang diinginkan. Tahap ini berupa penyusunan rancangan tindakan dengan layanan bimbingan kelompok, meliputi:
- Â Mempersiapkan ruangan yang akan digunakan untuk bimbingan kelompok. Guru BK mengatur tempat dan waktu pertemuan layanan bimbingan kelompok sesuai dengan kesepakatan, layanan diadakan sebanyak empat kali pertemuan dengan setiap pertemuan berdurasi 40 menit atau sesuai dengan kebutuhan.
- Â Membentuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 9 peserta didik setiap kelompok sehingga terbentuk 4 kelompok.
- Â Mempersiapkan lembar kegiatan peserta didik.
- Â Peneliti menyusun pedoman pengamatan sikap dan aktivitas peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan dengan penerapan layanan bimbingan kelompok.
- Â Guru BK melakukan proses layanan bimbingan kelompok untuk mendapatkan mutu kecermatan dalam pengamatan.
- Guru BK menyusun lembar observasi untuk memperoleh data awal rasa kurang percaya diri pada peserta didik.
- Â Menyusun Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) sebagai bahan ajar dalam proses layanan.
- Â Menetapkan indikator keberhasilan siklus I. Ketuntasan rasa percaya diri peserta didik dikatakan telah tuntas jika tingkah laku peserta didik 75% memenuhi indikator rasa percaya diri. Sedangkan indikator keberhasilan penelitian ini sesuai dengan kesepakatan peneliti dengan guru BK sekolah yaitu 80%. Artinya layanan dikatakan berhasil dan selesai apabila 80% peserta didik yang mengikuti layanan bimbingan kelompok memiliki tingkah laku sesuai dengan indikator rasa percaya diri yang disepakati. Apabila indikator yang dicapai melebihi ketetapan maka dalam bimbingan kelompok memiliki kriterianya seperti: kurang baik, cukup baik, Â dan baik.
- Pelaksanaan Tindakan
- Pada tahap ini penerapan bimbingan kelompok akan ditetapkan. Pada siklus I ini, peneliti memulai kegiatan sesuai dengan perencanaan yang disusun. Tindakan yang diberikan adalah dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok. Pertemuan diadakan sebanyak dua kali pertemuan dengan setiap pertemuan berdurasi 40 menit atau sesuai kebutuhan. Berikut adalah uraian rinci pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan kelompok melalui tahap-tahap sebagai berikut:
- Tahap pembentukan
- Pada tahap ini guru BK sebagai pelaksana layanan membina hubungn baik (rapport) terlebih dahulu seperti menanyakan kabar atau keadaan anggota kelompok, kemudian guru BK membuat kegiatan bimbingan kelompok dengan memberi "salam", memimpin do'a, memperkenalkan diri dan memimpin anggota untuk memperkenalkan diri. Kemudian guru BK memimpin untuk memainkan permainan "rantai nama". Peserta didik antusias dalam permainan ini. Pemimpin menjelaskan "pengertian, tujuan, azas, dan cara pelaksanaan bimbingan kelompok ", dan kemudian dilanjutkan dengan kesepakatan waktu bimbingan kelompok pada seluruh anggota.
- Tahap peralihan
- Pada tahap ini guru BK menanyakan kesiapan anggota kelompok, setelah itu peneliti menegaskan kembali pernyataan mengenai maksud dan proses dari kegiatan bimbingan kelompok. Di dalam tahap ini pemimpin kelompok memberikan ulasan bahwa bimbingan kelompok diarahkan pada rasa percaya diri. Topik yang akan dibahas adalah tentang meningkatkan rasa percaya diri.
- Tahap kegiatan
- Pada tahap ini guru BK atau pemimpin kelompok mulai mengajak anggota mendiskusikan atau membahas topik tentang cara meningkatkan rasa percaya diri. Diskusi yang dilakukan seputar rasa percaya diri,bagaimana cara meningkatkan rasa percaya diri dan menentukan rasa percaya diri. Diskusi dilakukan dengan cara-cara sesuai dengan rasa percaya diri antar peserta didik. Anggota awalnya masih terlihat malu-malu untuk mengemukakan pendapat, namun setelah pemimpin memberi motivasi agar mereka dapat mengeluarkan pendapat secara terbuka, mereka akhirnya berpendapat namun hanya anggota yang mempunyai tingkat penyesuaian diri yang tinggi saja yang mengeluarkan pendapat.
- Tahap pengakhiran
- Pada tahap ini pemimpin kelompok menyimpulkan dari pokok bahasan yang telah dibahas, selain menyimpulkan sendiri juga dapat memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk menyimpulkan dengan tujuan agar berani berbicara didepan banyak orang, mengajukan beberapa pertanyaan kepada anggota mengenai "pemahaman baru, sikap, dan perasaan", pemimpin mengamati dan mengevaluasi untuk mengetahui sejauh mana penyerapan materi dari setiap tindakan-tindakan peserta didik yang relevan dengan indikator rasa kurang percaya diri dan selanjutnya pemimpin kelompok menutup kegiatan dengan "do'a dan ucapan terimakasih".
- Pengamatan
- Pengamatan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peran layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan rasa percaya diri yang dilakukan oleh guru BK terhadap peserta didik. Dengan melakukan pengamatan guru Bimbingan dan Konseling dapat mengetahui perubahan yang terjadi. Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan aktivitas dan tingkah laku peserta didik dalam pelaksanaan bimbingan kelompok.
- Siklus II
- Perencanaan
- Suatu tindakan akan lebih mudah mencapai tujuan jika sudah direncanakan secara baik dan benar, sehingga tahap perencanaan berperan penting dalam tindakan. Dengan adanya rencana mempermudah proses tindakan.Tahap ini berupa penyusunan rancangan tindakan dengan layanan bimbingan kelompok, meliputi:
- Mempersiapkan ruangan yang akan digunakan untuk bimbingan kelompok. Mengatur tempat dan waktu pertemuan layanan bimbingan kelompok sesuai dengan kesepakatan guru BK, layanan diadakan sebanyak empat kali pertemuan dengan setiap pertemuan berdurasi 40 menit atau sesuai dengan kebutuhan.
- Menyesuaikan kelompok yang telah dibentuk pada siklus I.
- Mempersiapkan lembar kegiatan peserta didik.
- Peneliti menyusun pedoman pengamatan sikap dan aktivitas peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan dengan penerapan layanan bimbingan kelompok.
- Peneliti berkolaborasi dengan guru BK untuk bersedia melakukan proses layanan bimbingan kelompok untuk mendapatkan mutu kecermatan dalam pengamatan yang dilakukan penliti.
- Guru BK menyusun lembar observasi untuk memperoleh data awal rendahnya rasa percaya diri pada peserta didik.
- Menyusun Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) sebagai bahan ajar dalam proses layanan dengan tema yang berbeda dengan siklus I. Dalam pemberian materi pada siklus II, merupakan pengembangan atau tindak lanjut dari proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang diberikan pada siklus I.
- Melanjutkan penelitian untuk mencapai indikator yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I mempeoleh rata-rata 73% maka dilanjutkan pada siklus II, karena ketuntasan rasa percaya diri peserta didik dikatakan telah tuntas jika tingkah laku peserta didik 75% memenuhi indikator rasa percaya diri. Sedangkan indikator keberhasilan penelitian ini sesuai dengan kesepakatan peneliti dengan guru BK sekolah yaitu 80%. Artinya layanan dikatakan berhasil dan selesai apabila 80% peserta didik yang mengikuti layanan bimbingan kelompok memiliki tingkah sesuai dengan indikator rasa percaya diri yang disepakati.
- Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini penerapan bimbingan kelompok sebagai pengembangan dari pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siklus I. Pada siklus II ini, peneliti memulai kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Tindakan yang diberikan adalah dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok yang pada tahap ini terbagi dalam empat pertemuan yaitu satu pertemuan untuk satu kelompok, dalam satu kelompok pelaksanaan bimbingan kelompok ini beranggotakan 8 peserta didik. Berikut adalah uraian rinci pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan kelompok melalui tahap-tahap sebagai berikut:
- Tahap Pembentukan
- Pada tahap ini guru BK sebagai pelaksana layanan membina hubungan baik (rapport) terlebih dahulu seperti menannyakan kabar atau keadaan anggota kelompok, kemudian guru BK membuat kegiatan bimbingan kelompok dengan memberi "salam", memimpin do'a, memperkenalkan diri dan memimpin anggota untuk memperkenalkan diri. Kemudian guru BK memimpin untuk memainkan permainan "kelipatan tiga DOT". Peserta didik antusias dalam permainan ini. Pemimpin menjelaskan "pengertian, tujuan, azas, dan cara pelaksanaan bimbingan kelompok ", dan kemudian dilanjutkan dengan kesepakatan waktu bimbingan kelompok pada seluruh anggota.
- Tahap Peralihan
- Pada tahap ini guru BK menanyakan kesiapan anggota kelompok, setelah itu guru BK atau pemimpin kelompok menegaskan kembali pernyataan mengenai maksud dan proses dari kegiatan bimbingan kelompok. Di dalam tahap ini pemimpin kelompok memberikan ulasan bahwa bimbingan kelompok diarahkan pada rasa percaya diri pada pelaksanaannya. Topik yang akan dibahas adalah tentang cara meningkatkan rasa percaya diri. Setelah dijelaskan dampak dan manfaat dari rasa percaya diri pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan tentang materi yang akan dibahas.
- Tahap Kegiatan
- Pada tahap ini guru BK atau pemimpin kelompok mulai mengajak anggota mendiskusikan atau membahas topik yang berbeda dengan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siklus I, yaitu  tentang cara meningkatkan motivasi belajar. Diskusi yang dilakukan seputar hal-hal yang perlu dilakukan dalam meningkatkan rasa percaya diri, mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendukung untuk pengembangan percaya diri. Setelah dilaksanakan layanan bimbingan kelompok pada siklus I anggota sudah berani mengemukakan pendapat dengan tidak malu-malu menyampaikannya. Anggota juga lebih dapat menghargai pendapat yang disampaikan teman-temannya.
- Tahap Pengakhiran
- Pada tahap ini pemimpin kelompok memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk menyimpulkan dari pokok bahasan yang telah dibahas, sehingga dari beberapa simpulan yang disampaikan oleh anggota kelompok secara garis besar dapat disimpulkan oleh pemimpin kelompok tentang topik yang dibahas. Selain itu juga mengajukan beberapa pertanyaan kepada anggota mengenai "pemahaman baru, sikap, dan perasaan", pemimpin mengamati dan mengevaluasi untuk mengetahui sejauh mana penyerapan materi dari setiap tindakan-tindakan peserta didik yang relevan dengan indikator rasa percaya diri dan selanjutnya pemimpin kelompok menutup kegiatan dengan "do'a dan ucapan terimakasih".
- Pengamatan
- Pengamatan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peran layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan rasa percaya diri yang dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling terhadap peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2022/2023. Pengamatan yang dilakukan pada saat layanan bimbingan kelompok berlangsung. Guru BK yang memberikan  layanan bimbingan kelompok mengamati, meliputi pengamatan aktifitas dan tingkah laku peserta didik dalam pelaksanaan bimbingan kelompok seperti halnya pada siklus I.
- Pembahasan Per Siklus
- Â Â Â Penelitian ini merupakan penelitian tindakan dalam bimbingan dan konseling, data penelitian mencakup data kualitatif dan data kuantitatif. Tindakan penelitian ini yaitu layanan bimbingan kelompok, dalam penelitian ini tindakan lebih di rahkan pada peningkatan sikap konformitas secara positif untuk mengurangi sikap konformitas secara negatif.
E. Kesimpulan
- Peserta didik yang sudah berani untuk menunjukan kemampuan yang dimiliki oleh dirinya di depan orang lain.
Peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan teman-teman dan lingkungan sekitar, mulai beradaptasi dan bersosialisasi melalui kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah.
Keaktifan  peserta didik pada saat pelaksanaan bimbingan kelompok, melalui kegiatan tersebut peserta didik menyampaikan pendapatnya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2010. Penelitian Tindakan untuk Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media.
Arikunto . 2011. Penilaian dan Penelitian Bidang Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Aditya Media.
Hidayat, Dede Rahmat & Aip Badrujaman. 2012. Penelitian Tindakan dalam Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT.Indeks.
Komara, Indrabangkit .2016. Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Prestasi Belajar dan Perencanaan Karir Siswa.Surakarta: dalam PSIKOPEDAGOGIA
Kushartanti, Anugrahening. 2009. Perilaku Menyontek Ditinjau Dari Kepercayaan Diri. Surakarta: dalam Indigenous Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi
Nurihsan, Achmad Juntika. 2010. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Edisi Khusus Cetakan Kesatu. Bandung: PT. Refika Aditama.
Prayitno & Erman Amti. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT.Rineka Cipta
Wardati & Mohammad Jauhar. 2011. Implementasi Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Winkel, WS & Sri Hastuti. 2013. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H