Dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI semua elemen masyarakat hingga pelaku politik'pun harus ikut serta. Bagaimana jadinya jika karena perbedaan pilihan bisa membuat suatu negara terpecah belah, perang dingin antar suku higga etnis.
Tidak mengapa selisih faham saat jelang pemilu akan tetapi semua harus merubah sifat ke-kanak-kanakan menjadi lebih dewasa, siapapun yang menjabat nanti masyarakat Indonesia harus kembali menjalin kehangatan begitu juga partai politik yang sebelumnya bersaing memperebutkan jabatan sebagai wakil rakyat.
kembali menjalin kebersamaan dan kembali bermusyawarah sebagai pelaksana harapan bangsa harus dilakukan secara bersama, agar segala aspek pembangunan di bumi pertiwi terus berkembang hingga mengurangi problem-problem yang ada baik dari internal maupun eksternal negara.
Pembangunan negara adalah harapan bagi setiap bangsa, Indonesia tersebut sebagai negara berkembang padahal Indonesia adalah negara yang kaya akan hasil bumi dll.
Teori-teori pembangunan dapat dikelompokkan ke dalam dua paradigma, yaitu Modernisasi dan Ketergantungan (Lewellen 1995; Larrain 1994; Kiely 1995). Di dalam paradigma Modernisasi termasuk teori-teori makro tentang pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial, dan mikro tentang nilai-nilai individu yang menunjang proses perubahan tersebut. Sedangkan paradigma Ketergantungan mancakup teoriteori Keterbelakangan (Underdevelopment), Ketergantungan (Dependent Development), dan Sistem Dunia (World System Theory) sesuai dengan klasifikasi Larrain (1994). Yang di kutip dari laman
Kesimpulan.
Sebenarnya partai politik memiliki tugas dan peran yang sama yaitu mentransformasi mental hingga pemikiran yang sudah akut, walapun sudah akut bukan berarti tidak ada yang bisa dirubah. Semua bergantung pada diri masing-masing.
Partai politik harus lebih jeli dalam melakukan seleksi cakader parpol hingga mendaftarkan kadernya untuk menempati posisi yang bukan main-main yaitu wakil rakyat. Gunanya untuk menjaga nama baik dan kepercayaan masyarakat terhadap partai politik itu sendiri.
Di era modern ini  sudah harus sangat di galak-kan tentunya evaluasi untuk masyarakat yang  harus melek soal politik, mengapa demikian? tentunya masyarakat tidak ingin memiliki pemimpin yang hanya besar mulut ringan bekerja atau bahkan hanya menjadi petugas parpol ketika menjabat.
Setelah pemilu berakhir penulis mengaharapkan semua elemen masyarakat kembali bermusyawarah dan melanjutkan demokrasi untuk pembangunan indonesia yang lebih maju.
Saran & Kritik :