Ia ditempatkan sebagai sales di salah satu outlet cabang Jakarta Barat.
Jam kerjanya dari pagi hingga sore hari. Libur hanya satu hari. Libur tidak di hari weekend.
"Sur, sini mampir sebentar," panggil temannya dengan suara keras saat ia pulang kerja.
Surya diminta mampir ke toko temannya yang tidak jauh dari perjalanan ia pulang ke rumah. Biasanya, kalau senggang, kadang ia main ke toko temannya itu, yang bernama Fajrin.
Antara dia dan Fajrin itu cukup dekat. Kenal selama bertahun-tahun. Tapi temannya itu bukan warga tempat tinggalnya.
Surya menghampirinya.Menanyakan ada apa sebagai basa-basi.
Tak lama ia menyampaikan sesuatu yang bikin Surya kaget. Wajahnya memerah. Memerah karena informasi yang ia terima tidak etis. Tidak layak. Utang Surya diumbar Rano.
Diumbar ke banyak orang. Dugaan itu analisis Fajrin. Sebab menurutnya, ia mendapat kabar itu dari orang lain. Masih temannya Surya.
Surya tak habis pikir mengapa Rano menceritakan itu ke banyak orang. Surya mempertanyakan maksud dan tujuannya.
Surya coba menelepon Rano. Berkali-kali. Tapi tak diangkat. Dikirimnya pesan, juga tidak dibalas.
Surya jengkel. Jengkel bukan karena soal nominal, melainkan soal Rano yang tidak menjaga privasinya. Privasi yang dinilainya sensitif.