Mohon tunggu...
Robigustas
Robigustas Mohon Tunggu... Penulis - Penulis riang

Suka pizza. *Setiap nama yang ada di cerpen, bukanlah nama sebenarnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sehari di "Perantauan"

22 Juni 2023   10:47 Diperbarui: 22 Juni 2023   10:55 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebelum keluar rumah juga, pamannya itu berpesan bahwa kalau mau keluar---untuk menghikangkan rasa suntuk, mengarahkan agar jangan ke sana dan ke sini.

Semi mulai tidak nyaman.

Ingin rasanya ia menelepon ayahnya. Tapi ia urungkan.

Namun, hati Semi makin bertambah tidak nyaman. Terpaksa ia menelepon ayahnya.

Sambil menangis Semi berkata, "Semi enggak betah, ayah. Semi mau pulang aja. Enggak mau ke sini-sini lagi," isak Semi menelepon ayahnya.

Semi merasa tersiksa. Merasa banyak benar aturan. Banyak pula hal-hal lain seperti pada akhirnya Semi tahu, bahwa pamannya mudah sekali marah. Emosi tingkat tinggi.

Ia sangat tidak nyaman sekali. Merasa menyesal ke rumah pamannya.

Apa yang ia pikirkan akan asyik untuk seusianya, nyatanya tidak. Malah sebaliknya.

Padahal, awalnya ia tidak pernah sekalipun berpikir akan seperti itu.

Semi mulai agak tahu sifat pamannya. Ia tak habis pikir, pamannya seperti itu. Berbeda jauh sekali dengan sifat ayahnya. Ia rindu kepada sang ayah.

Semi memutuskan pulang. Bicara ke pamannya. Pamannya terkejut bukan main.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun