"Ada apa ini?" tanya Tut.
Eli menjawab, "Tidak ada apa-apa, Tut. Saya hanya terkejut karena ada lipan di kaki saya---spontan saya menangis."
Tut meninggalkan Eli dan Ibo.
Ibo merasa iba dengan Eli. Sebab Ibo sudah menganggap Eli seperti kakaknya sendiri. Pun sebaliknya, Eli sudah menganggap Ibo seperti adiknya sendiri.Â
Usia mereka cukup jauh selisihnya. Eli berusia 38 tahun. Ibo berusia 23 tahun.
Kenangan indah keduanya akhirnya hancur, seperti perajin tanah liat, yang ketiga sudah jadi karyanya tetapi terjatuh. Hancur. Sekejap mata.
Eli memutuskan pulang ke negaranya. Ibo tidak bisa berkata-kata lagi. Sedih juga. Tapi, Ibo tidak bisa berbuat, seperti menahannya tetap tinggal di tempatnya, tempat Tony, juga tempat Janson.
Bertahun-tahun Eli tidak ada kabar. Ia telah pergi. Ditinggal Tony pergi. Tidak sedikit pun membawa kenangan indah bersama Tony. Ibo hanya diberi alamat elektroniknya saat bertemu. Sesekali berkirim kabar. Tapi, wanita asing itu tampaknya trauma dengan pria yang berasal dari negeri eksotis, termasuk Ibo, yang sudah dianggap sebagai adiknya sendiri.
Tony, seperti biasa menjalani aktivitasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H