Kemudian, tanpa aba-aba, Tony mulai cerita ihwal tidak lagi berkomunikasi dengan Eli. Seperti biasa, Ibo hanya mendengarkannya. Tidak memberikan tanggapan seperti ketika Eli cerita kepadanya.
Tony mengaku sebenarnya merasa kehilangan Eli. Eli adalah wanita yang ia cintai begitu dalam, walau bukan dari negeri yang sama. Banyak jalan terjal yang keduanya hadapi ketika belum kenal---berencana menikah.Â
Tony lantas berujar, "Sebaiknya saya meninggalkan dia," kata Tony pelan, ke Ibo.
Seketika, Ibo merasa terkejut, memasang wajah tidak percaya. Sebab keduanya dilihat Ibo sudah cocok. Tidak ada perbedaan yang mencolok, menurut dia. Tapi, lagi-lagi, Ibo tidak bisa masuk ke dalam ranah mereka berdua. Terlalu sensitif.
Namun Tony bercerita, sebelum ia memutuskan itu, ia sempat menunggu Eli di tempat tinggalnya sementara. Berdiam di dekat tempat tinggal Eli, sedari malam hingga jelang pagi. Itu tanda cinta Tony. Tapi sayang, Tony keras kepala.
"Saya menunggunya. Tapi saya ragu kalau ia mau dengan saya karena perbedaan pandangan kita," kenangnya.
Ibo hanya terdiam. Ia merasa, keputusan Tony kepada Eli bisa terbaik bagi keduanya. Ibo, mau tidak mau mendukungnya.
Namun Ibo penasaran, apakah Eli dapat menerimanya, kendati Eli sendiri juga seperti tidak ingin melanjutkan hubungannya dengan Tony.
***
Eli menelepon Ibo. Bahwa ia sedang berada di tempat tinggalnya yang biasa. Ibo menemui Eli. Penasaran, mengapa Eli kembali ke tempat yang sudah ia anggap sebagai "aib" ini.
Eli bercerita, bahwa ia telah selesai dengan Tony. Tangis Eli pecah. Malam yang tadinya sunyi, tiba-tiba riuh. Sampai-sampai pemilik tempat tinggal Eli terkejut, mencari tahu apa yang terjadi di sana.