Aku tersenyum dan mengangguk. Semula berwajah datar, ia tersenyum melihat responku atas pertanyaannya. Kemudian kami melanjutkan perjalanan.
"Payung kuning." Kata Sintia tiba-tiba.
"Iya, tadi aku dipinjami oleh seseorang."
"Payung kuning."
Eh?
"Payung kuning."
"Payung kuning."
"Payung kuning."
Batas tekanan denyut jantungku berhasil menyeruak. Anehnya aku sulit bernapas, bukan tiba-tiba asma, apakah memang ilmunya seperti itu? aku tidak pandai anatomi, namun apakah semakin besar tekanan jantung akan semakin sedikit oksigen yang bisa terhirup oleh rongga hidung?
"Payung kuning."
Tidak, walaupun aku tidak tahu tapi aku yakin bukan seperti itu konsepnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!