Mohon tunggu...
Robert Parlaungan Siregar
Robert Parlaungan Siregar Mohon Tunggu... lainnya -

Sekarang Pemerhati Indonesia Kekinian.

Selanjutnya

Tutup

Money

PLTA Cirata Penghasil Energi Terbarukan yang Disia-siakan

8 September 2015   20:17 Diperbarui: 8 September 2015   20:19 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata merupakan PLTA terbesar di Asia Tenggara. PLTA Cirata terdiri dari Cirata I dan Cirata II . Cirata I dengan daya terpasang 504 MW, mulai dioperasikan tahun 1988. Kemudian Cirata II juga dengan daya terpasang 504 MW, mulai dioperasikan tahun 1997.
PLTA Cirata berlokasi di Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Cianjur, mendapatkan air pengerak turbinnya dari Waduk Cirata.

Kemarau, Pasokan Listrik Jawa – Bali Dari PLTA Cirata Terancam Berhenti, 4/8/ 2015

PLTA Cirata hanya mengoperasikan satu dari delapan turbin listrik yang dimiliki, berarti daya yang keluar hanya 126 MW dari daya terpasang 1008 MW.
Alasan : Minimnya debit air yang masuk waduk Cirata di akibat musim kemarau.
Kerusakan Hulu sebagi penyebab berkurangnya air yang masuk Waduk cenderung disembunyikan. Semua pihak terkait menghindar. Menyalahkan Kemarau adalah cara teraman, termudah dan termurah.

PLTA Cirata Terancam Berhenti

Fungsi dan Manfaat PLTA Cirata

Produksi listrik dari PLTA Cirata mencapai 1.012 gigawatt hour (Gwh) per tahun, memberikan penghematan pengguna BBM 428.000 ton pertahun
PLTA Cirata berkontribusi besar pada pasokan Listrik Jawa – Bali.

 

Usia operasi PLTA Cirata

Dengan tingkat pencemaran seperti sekarang, usia operasi PLTA Cirata diperkirakan hanya sampai 60 tahun, diperkirakan berakhir pada tahun 2048. Waduk ini dibangun dengan target mampu beroperasi hingga 100 tahun( tahun 2088).

Boro-boro sampai tahun 2088, sekarang saja PLTA Cirata Terancam Berhenti

Catatan: Banyak banyaknya jaring apung yang dimanfaatkan warga sekitar untuk perikanan, juga memperpendek umur PLTA Cirata.

 

Bauran Energi Baru dan Terbarukan(EBT)

Bauran EBT dalam 10 tahun terakhir hanya meningkat dari 2% menjadi 5%, sangat mengecewakan.
Target Bauran EBT untuk tahun 2025 sebesar 23%, target yang luar biasa.
PLTA tergolong dalam Energi Terbarukan, menghasilkan energi yang bebas dari polusi . Kontribusi PLTA Cirata dalam mencapai Bauran EBT sangat berharga. Juga pengematan BBM 428.000 ton pertahun.

Peran PLTA Cirata dalam menghasilkan EBT tekesan disia-siakan, disepelekan

 

Pemerintah mensia-siakan, yang sedih dan yang bangga

Pemerintah tidak menujukkan rasa kegentingan dengan berhenti atau berkurangnya listrik dari PLTA ini. Selain PLTA Cirata yang kritis, diberitakan Debit Air Menyusut, 4 PLTA di Jateng Berhenti Beroperasi.
Presiden Jokowi meminta revitalisasi Waduk, pembenahan di bagian hilir dibarengi penghijauan di wilayah hulu karena hulu yang sehat mengurangi sedimentasi secara signifikan.
KemenPU terkesan berolok-olok dengan pernyataannya:
• Waduk Saguling 'Sekarat', Menteri PU: Kalau Tak Diotak-atik Meninggal Dunia
• Tentang pengerukan waduk yang penuh sedimentasi: Cuma masalahnya kita terkendala lahan untuk menaruh bekas sedimentasi, kalau kita mau buang sampah, nah sampahnya ini mau ditaruh di mana, karena jumlahnya banyak. Lumpur yang mau kita keruk itu tingginya mencapai 10 meter

 

Yang sedih

Begitu banyak penduduk yang digusur, yang berkorban demi kepentingan nasioal, kepentingan RI. Mereka pindah kampung, harus membangun rumah pengganti. Mereka kehilangan mata pencaharian mereka. Mereka mencari sekolah baru untuk anak-anak mereka.
Usia produksi PLTA CIrata direncanakan untuk 100 tahun, kemudian diperkirakan hanya untuk 60 tahun, sekarang sudah ada tanda-tanda segera berhenti beroperasi.

Yang bangga

Kako Satoshi seorang penuis Jepang menerbitkan buku berjudul: Para Ayah pembuat waduk, sampai selesainya pembangunan PLTA Cirata berkat kerjasama Internasional( 1988).

Buku ini dibuat untuk menceritakan kegiatan para ayah yang berasal dari Indonesia, Jepang, Australia, Perancis dan Jerman waktu membuat waduk besar di tempat yang bernama Cirata”. Pembangunan dimulai bulan Desember 1983, dan selesai September 1988. Sebanyak 5000 orang bekerja dan diantaranya 300 orang Jepang, sehingga kalau dilihat dari besar dan banyaknya tenaga kerja yang dipakai bisa disebut sebagai pembuatan Piramid modern.

 

Yang tenang-tenang saja: Pemerintah Indonesia
Yang sedih: Mereka yang digusur dalam pembangunan Waduk Cirata
Yang bangga: Pekerja dari Jepang
Yang dirugikan: Seluruh Anak Bangsa

 

Pemerintah RI pastikan Cirata beroperasi hingga 100 tahun!!

Pemerintah RI berutang kepada Rakyat yang digusur, Utang Janji, bahwa Cirata beroperasi hingga 100 tahun. Jangan sampai pengorbanan Rakyat menjadi percuma.
Pemerintah RI berutang kepada 250 juta bangsa Indonesia, Utang Janji, bahwa Cirata beroperasi hingga 100 tahun. Jangan sampai 250 juta Rakyat Indonesia harus membiayai lagi Cirata untuk kedua kalinya, bahkan mungkinuntuk ketiga kalinyaa.
Pemerintah RI berutang Dunia Internasional, Utang Janji, bahwa Cirata beroperasi hingga 100 tahun. Dunia Internasional bahu membahu membangun Cirata, agar Rakyat Indonesia menikmati Cirata untuk 100 tahun.

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun