Kako Satoshi seorang penuis Jepang menerbitkan buku berjudul: Para Ayah pembuat waduk, sampai selesainya pembangunan PLTA Cirata berkat kerjasama Internasional( 1988).
Buku ini dibuat untuk menceritakan kegiatan para ayah yang berasal dari Indonesia, Jepang, Australia, Perancis dan Jerman waktu membuat waduk besar di tempat yang bernama Cirata”. Pembangunan dimulai bulan Desember 1983, dan selesai September 1988. Sebanyak 5000 orang bekerja dan diantaranya 300 orang Jepang, sehingga kalau dilihat dari besar dan banyaknya tenaga kerja yang dipakai bisa disebut sebagai pembuatan Piramid modern.
Yang tenang-tenang saja: Pemerintah Indonesia
Yang sedih: Mereka yang digusur dalam pembangunan Waduk Cirata
Yang bangga: Pekerja dari Jepang
Yang dirugikan: Seluruh Anak Bangsa
Pemerintah RI pastikan Cirata beroperasi hingga 100 tahun!!
Pemerintah RI berutang kepada Rakyat yang digusur, Utang Janji, bahwa Cirata beroperasi hingga 100 tahun. Jangan sampai pengorbanan Rakyat menjadi percuma.
Pemerintah RI berutang kepada 250 juta bangsa Indonesia, Utang Janji, bahwa Cirata beroperasi hingga 100 tahun. Jangan sampai 250 juta Rakyat Indonesia harus membiayai lagi Cirata untuk kedua kalinya, bahkan mungkinuntuk ketiga kalinyaa.
Pemerintah RI berutang Dunia Internasional, Utang Janji, bahwa Cirata beroperasi hingga 100 tahun. Dunia Internasional bahu membahu membangun Cirata, agar Rakyat Indonesia menikmati Cirata untuk 100 tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H