Tarif Pastikan Stok Pangan Aman, Lindungi  Petani/Peternak Lokal
Harga pangan melonjak karena diberlakukannya sistem kuota pada impor produk pangan Impor hanya dilakukan oleh beberapa perusahaan yang ditunjuk pemerintah sehingga sarat terjadi praktik kartel.
Apa alasan Kementan memberlakukan kuota impor daging?
Menteri Pertanian Suswono mengatakan kuota impor daging sapi bertujuan melindungi para peternak. Keuntungan peternak dalam negeri menjadi memadai dengan diberlakukannya sistim kuota ini.
Di samping itu, Indonesia sudah menargetkan tahun 2014 berswasembada daging sapi.
Berdasarkan sensus pertanian BPS , tahun 2013Â populasi ternak sapi potong, sapi perah dan kerbau anjlok 20 % dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya.
Boro-boro swasembada, populasi sapi menurun.
Pernyataan Gita Wirjawantentang lonjakan harga berbagai produk pangan dalam negeri :
Surat Persetujuan Impor (SPI) kedelai terlambat.
Produksi kedelai dalam negeri melempem.
Mahalnya harga daging.
Percepatan impor sapi.
Menteri Perdagangan dan Mentan berlagak tidak tahu bahwa  kuota imporlah yang  mengakibatkan harga melonjak.
Mereka berdua tahu benar bahwa stok dan  harga pangan dipasar seharusnya dikontrol oleh tarif bea masuk.
Harga daging "ideal" untuk swasembada
Kementan memegang peran sentral menentukan harga daging sapi yang "ideal" untuk peternak.
Harga "ideal" berarti keuntungan memadai bagi Peternak lokal, bahkan sudah termasuk didalamnya insentif untuk meningkatkan jumlah ternak mereka.
Kementan maupun Kemendag menyatakan bahwa harga daging di Malaysia sebesar Rp 45.000/kg, sedangkan di Indonesia dua kali lipat.
Seumpama Kementan menentukan Rp 60.000/kg sebagai harga "ideal" .
Andai harga "ideal" terjaga belum berarti swasembada tercapai.
Swasembada butuh lahan yang sesuai untuk produk yang diinginkan, bibit unggul, pelatihan, distribusi yang effektif, karantina yang benar, permodalan dan banyak faktor lainnya .
Tarif bea masuk
Tabel berikut menunjukkan harga daging dipasaran sesudah diberlakukan tarif bea masuk ( bukan angka sebenarnya, hanya menunjukkan mekanisme tercapainya harga jual):
- Harga daging dinegeri asal ( Australia)Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â 30.000
- Biaya pengangkutan, asuransi dan biaya lain              7.500
Harga CIF( biaya, asuransi dan angkut )Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â 37.500
- Tarif bea masuk: 15.000: 37.500= 40%Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â 15.000
Total biaya                                                                                         52.500
- Keuntungan pengusaha 7.500 ; 52.500=  14%         7.500
Harga jual                                                                                         60.000
Harga daging sapi dipasar secara tidak langsung dipatok Rp 60.000/kg.
Untuk setahun Negara mendapat pemasukan dari bea masuk 92.000 ton x Rp 15.000/kg yaitu Rp 1.4 triliun.
Dana Rp 1.4 triliun ini dapat dipakai membantu program swasembada.
Mencegah praktek kartel ( mempermainkan stok dan harga)
Selain memberlakukan Tarif Bea Masuk, Pemerintah berkewajiban:
- Memperbanyak jumlah importir sehingga mereka bersaing secara sehat.
- Bulog sebagai BUMN adalah importir andal ( seharusnya) dan berada dipihak pemerintah , bertindak sebagai jangkar mencegah kartel.
- Bulog setiap saat dapat diminta oleh Kementan dan Kemendag untuk memperlihatkan perhitungan keuntungan dan harga jual yang pantas.
- Importir yang nakal segera dicabut izin impornya oleh Kemendag..
Kemendag dan Kementan tidak menunjuk Bulog sebagai importir( utama), malah mempercayai importir yang mempermainkan harga dan stok.
Kementan( bahkan seluruh bangsa ini)  harus bekerja keras dan cerdas dalam meningkatkan output petani dan peternak, bukannya menjadi pelopor,motor, dan menonopoli kuota impor.
Bacaan:
http://www.merdeka.com/uang/pemerintah-terapkan-sistem-tarif-pada-bea-masuk-daging.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H